Kedua, dalam hal menyampaikan amanah, Rasulullah Muhammad SAW adalah orang yang paling terpercaya. Firman Allah: “Aku sampaikan kepadamu risalah-risalah (amanat) Tuhanku dan aku terhadap kamu adalah penasihat yang tepercaya.” (QS. Al-A’raf; 7:68).
Ketiga, Nabi Saleh AS juga diutus untuk menyampaikan amanah kepada ummatnya. Firman Allah SWT: “Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat.” (QS. Al-A’raf; 7:79).
Keempat, ampunan dan pahala yang besar akan diberikan kepada orang-orang yang senantiasa menjaga amanah. Firman Allah: “Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Hud; 11:57).
Kelima, salah satu ciri orang yang beriman adalah memelihara amanah yang dibebankan kepadanya. Firman Allah SWT: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS. Al-Mukminun; 23:8).
Keenam, jangan menyembunyikan kesaksian. Firman Allah SWT: “Jika kamu dalam perjalanan, sedangkan kamu tidak mendapatkan seorang pencatat, hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Akan tetapi, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Janganlah kamu menyembunyikan kesaksian karena siapa yang menyembunyikannya, sesungguhnya hatinya berdosa. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah; 2:283).
Ketujuh, tugas para pemimpin adalah menyampaikan amanah kepada yang berhak dan berlaku adil dalam kepemimpinannya.
Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisya’; 4:58).
Kedelapan, janganlah seseorang itu mengkhianati amanah-amanah yang dibebankan kepadanya. Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Anfal; 8:27).
Kesembilan, manusia adalah makhluk Allah yang siap menerima amanah sebagai
khalifatullah fil ardhi. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh.” (QS. Al-Ahzab; 33:72).*
Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Ketua Keluarga Alumni Sekolah Pascasarjana UGM (KAPASGAMA)
