HARIAN MERAPI - Kerja keras untuk menafkahi keluarga adalah kewajiban bagi setiap orang tua dan dapat dianggap sebagai bagian dari ibadah jika dilakukan dengan niat yang baik dan sesuai dengan ajaran agama.
Firman Allah SWT: ''Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf'' (QS. Al-Baqarah; 2:233).
Bekerja keras adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan seseorang, khususnya bagi seorang suami, agar kehidupan keluarganya bisa berjalan
dengan baik.
Baca Juga: Festival Kopi Merapi, Kenalkan Nikmatnya Kopi Kebanggaan Sleman
Manfaat kerja keras untuk menafkahi keluarga: (1) meningkatkan keharmonisan keluarga: kerja keras untuk menafkahi keluarga dapat meningkatkan keharmonisan dan kebahagiaan keluarga,
(2) mengembangkan potensi: kerja keras dapat membantu mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimiliki, dan (3) mendapatkan pahala: kerja keras untuk menafkahi keluarga dengan niat yang baik dapat mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Dengan melakukan kerja keras untuk menafkahi keluarga dengan niat yang baik dan sesuai dengan ajaran agama, seseorang dapat meningkatkan keharmonisan keluarga dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Berikut hadits-hadits tentang keharusan bekerja keras pada diri seseorang sebagai berikut:
Baca Juga: Jangan berputus asa dari rahmat Allah
Pertama, tawakkal (kerja keras diikuti dengan doa) merupakan pintu rezeki. ''Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, maka niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).
Kedua, kerja keras mencari nafkah sepanjang hari akan diampuni dosa-dosanya. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya.” (HR. Thabrani).
Ketiga, menyantap makanan hasil dari keringat sendiri jauh lebih baik dibandingkan dengan mendapatkan makanan dengan cara yang lain. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS memakan makanan dari hasil usahanya
sendiri.” (HR. Bukhari).
Keempat, menafkahi keluarga bagian dari sedekah. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah.” (HR. Ibnu Majah).
Kelima, pekerjaan kasar (buruh) lebih utama untuk menjaga dan mempertahankan harga diri seseorang. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Sesungguhnya Nabi Musa as. mempekerjakan dirinya sebagai buruh selama delapan tahun atau sepuluh tahun untuk menjaga kehormatan dirinya
dan untuk mendapatkan makanan (halal) bagi perutnya.” (HR. Ibnu Majah).