Mempertanyakan efektivitas Satgas Perundungan di sekolah

photo author
- Minggu, 11 Mei 2025 | 09:30 WIB
Arsip Foto - Siswa membawa poster kampanye penghentian perundungan di sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum 2 Ngembalrejo, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (30/11/2024). ( ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)
Arsip Foto - Siswa membawa poster kampanye penghentian perundungan di sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum 2 Ngembalrejo, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (30/11/2024). ( ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

KASUS perundungan yang menimpa siswa kelas VII SMPN 1 Playen, JO, akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak orangtua pelaku dan orangtua korban sepakat berdamai, sehingga persoalan tidak dibawa ke ranah hukum. Langkah tersebut diapresiasi Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati MM dan berharap kasus seperti itu tidak terulang lagi.

Penyelesaian secara kekeluargaan ini memang terkesan baik-baik saja. Padahal, kalau mau jujur, dampak yang ditimbulkan akibat perundungan terhadap JO sangat serius. JO masih mengalami sakit dan trauma sehingga proses belajarnya terganggu. Apakah hal ini juga mendapat perhatian pihak sekolah ?

Kasus dianggap selesai namun masih menimbulkan luka bagi korban, rasanya memang kurang adil. Sebaliknya, kasus ini justru bisa berulang. Mengapa ? Kalau setiap perundungan diselesaikan dengan cara kekeluargaan, justru tidak ada efek jera, sehingga berpotensi terulang. Berbeda bila kasusnya dibawa ke ranah hukum dan mengacu pada UU Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA), diyakini pelaku akan jera.

Baca Juga: Ramalan zodiak Sagitarius dalam sepekan berlaku mulai Minggu 11 Mei 2025, komunikasikan hal-hal kecil di awal minggu

Hukum dimaksudkan untuk memberi efek jera kepada pelaku, sehingga tidak mengulangi perbuatannya.

Sedang cara mediasi kekeluargaan memang tidak dilarang sepanjang kekerasan yang menimpa korban tidak berkategori berat. Bila menimbulkan luka berat, apalagi permanen, polisi harus tegas memproses hukum pelaku anak. Bukankah SPPA memang dikhususkan bagi anak yang bermasalah dengan hukum ?

Berkaitan kasus di Gunungkidul, sebenarnya bermula dari masalah sepele, korban dituduh mencuri makanan di kantin seharga Rp 2 ribu. Versi korban, ia hendak mengambil uang di tas untuk membayar makanan tersebut, namun keburu dituduh mencuri dan dihajar kakak-kakak kelasnya. Sang ibu telah membawa JO ke rumah sakit dan mendapatkan visum. Visum inilah sesungguhnya yang bisa menjadi bukti terjadinya kekerasan terhadap korban.

Baca Juga: Ramalan zodiak Scorpio dalam sepekan berlaku mulai Minggu 11 Mei 2025, setidaknya cinta tidak membosankan sekarang!

Meski kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan, bukan berarti tidak bisa dibuka lagi. Jika korban tak juga sembuh, atau bahkan kondisinya lebih parah, proses hukum masih tetap bisa dilanjutkan. Kasus ini memang menjadi pelajaran berharga bagi pihak sekolah.

Apalagi sekolah telah membentuk Satgas antikekerasan. Tugas Satgas bukanlah melindungi para perundung, tapi justru melindungi korban, ini yang harus dicamkan. Bila Satgas melindungi perundung, maka justru Satgas itu yang bakal berhadapan dengan hukum.  (Hudono)

 

BalasTeruskan

Tambahkan reaksi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X