HARIAN MERAPI - Apa yang bisa dilakukan ketika teman mengalami bullying atau perundungan di sekolah ?
Terkadang hana diam dan melihat tanpa bisa berbuat apa-apa, padahal ada kiat ketika teman mengalami perundungan.
Psikolog klinis anak dan keluarga dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI), Anna Surti Ariani membagikan kiat yang bisa dilakukan ketika teman mengalami perundungan, terutama di sekolah.
Baca Juga: 316 RT dan 62 RW di Kecamatan Sidorejo Salatiga Terima Insentif Tahunan dari Pemerintah Kota
Menurut dia, hal yang bisa dilakukan salah satunya dengan melaporkan kepada pihak yang bisa memberikan bantuan.
"Pelaporan itu jadi salah satu yang perlu kita lakukan. Kalau di sekolah berarti bisa melapor kepada guru bimbingan konseling (BK), atau kepada kepala sekolah, wali kelas, ataupun guru-guru yang memang bertanggung jawab," kata Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si, dalam diskusi tanya jawab di kawasan Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Senin.
Psikolog yang akrab disapa Nina itu juga menyarankan ketika melihat teman menjadi korban bullying hal yang bisa dilakukan dengan memberikan psychological first aid atau dukungan psikologis awal.
"Di luar kita melaporkan, sebetulnya salah satu yang sangat penting untuk kita lakukan adalah memberikan dukungan psikologis awal. Ini kalau program pemerintahnya adalah P3LP atau Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis," ujarnya.
Dia menjelaskan dalam hal ini langkah yang bisa dilakukan seperti memperhatikan kondisi korban dan memberinya kenyamanan fisik.
"Lihat dulu kondisi si korban ya, apakah dia kelihatannya misalnya nge-drop banget mungkin ada bantuan-bantuan tambahan yang bisa kita berikan seperti mengajak atau memapah dia ke tempat yang lebih aman. Kemudian kita bisa kasih minum," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menyarankan agar bisa memberi dukungan emosional dan menjadi pendengar yang baik tanpa menghakimi korban. Memberikan ruang bagi korban untuk menceritakan apa yang mereka alami.
Baca Juga: Rayakan Hari Perempuan Internasional, EIGER Women Berbagi di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta
"Ketika kita jadi teman ceritanya korban, itu kalau bisa jangan judgmental, jangan menghakimi. Kita perlu jadi temannya korban, bisa bilang 'kalau misalnya kamu mau cerita, aku disini, aku dengerin kamu kalau kamu gak mau cerita, gak apa-apa aku disini nemenin kamu'," ucapnya.*