HATI-HATI terhadap orang yang mengaku-aku sebagai polisi. Berlagak memeriksa surat dan barang, ternyata ngembat barang berharga milik korban. Itu dialami seorang pelajar yang melintas di Jalan Bantul, kawasan Tirtonirmolo, Kasihan dini hari akhir bulan lalu.
Tiba-tiba pelajar tersebut dihentikan pria berboncengan sepeda motor dan meminta mengeluarkan HP dan dompet dengan dalih pemeriksaan.
Lantaran takut dan mengira orang tersebut benar-benar anggota polisi, pelajar bernama Fuzan Rizki Manggala Putra, warga Guwosari Bantul itu pun menyerahkan dua HP dan uang Rp 110 ribu kepada pelaku.
Pelaku mempersilakan korban mengambil barang yang telah disita itu di Polsek Sewon. Namanya penjahat, omongannya tak ada yang benar. Setelah dicek di Polsek Sewon sama sekali tidak ada penyitaan barang, termasuk HP milik Fauzan.
Sadar telah menjadi korban penipuan, korban kemudian melapor ke polisi. Hebatnya, ini harus kita apresiasi, jajaran Polsek Kasihan Bantul berhasil mengidentifikasi pelaku dan langsung melakukan penangkapan di rumahnya. Pelaku seorang pemuda, VDN (19), warga Timbulharjo, Sewon, Bantul, sedang seorang lagi masih berstatus saksi.
Berkenaan kasus tersebut, masyarakat diimbau untuk berhati-hati, jangan percaya begitu saja dengan orang yang mengaku-aku sebagai polisi, apalagi tiba-tiba menghentikan di jalan yang relatif sepi, dini hari lagi seperti dialami Fauzan.
Baca Juga: Ramalan zodiak Libra sepekan mulai Minggu 27 April 2025, segalanya dapat berubah dalam sekejap
Lantas, bagaimana kita tahu bahwa ia bukanlah polisi ? Yang jelas, setiap menjalankan tugasnya, polisi selalu dilengkapi surat tugas dari atasan, kecuali untuk kegiatan yang mendadak, seperti tangkap tangan dan sebagainya.
Bila hendak menyita barang, tentu harus disertai surat, tidak bisa asal menyita. Nah, bila ada polisi ujuk-ujuk menyita barang, tanpa surat, patut dicurigai, jangan-jangan ia bukan polisi seperti pada kasus di atas. Intinya, masyarakat berhak menanyakan surat tugas dan berhak menolak kalau pemeriksaan tidak dilengkapi surat tugas.
Dalam kasus di atas, Fauzan agaknya ketakutan dulu dan langsung mengira orang yang meminta barangnya adalah benar-benar polisi, tak tahunya polisi gadungan. Apalagi korban masih bocah, sehingga tidak berani membantah, apalagi melawan.
Kasus semacam itu memang bukan modus baru, sudah ada preseden atau kejadian serupa, yakni orang yang mengaku-aku sebagai polisi, namun ujung-ujungnya merampas harta korban. (Hudono)