Kelima, disiplin yang positif. Disiplin positif adalah menumbuhkan disiplin yang didorong
dalam diri anak tanpa hukuman dan hadiah. Keluarga memerlukan aturan dan batasan yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk kepentingan bersama.
Konsep disiplin positif berkaitan dengan tata tertib, aturan atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Disiplin positif adalah suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsyafan mematuhi terhadap perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap sesuatu hal, karena mengerti betul-betul tentang pentingnya arti kedisiplinan positif itu.
Keenam, sabar. Sikap sabar merupakan sikap tabah hati baik dalam mendapatkan sesuatu
yang tidak disenangi maupun kehilangan sesuatu yang disenangi. Ciri-ciri orang sabar yang dapat dikenali dengan mudah dalam kehidupan berkeluarga adalah: (1) tidak memiliki sifat
egois.
Ciri pertama yang bisa kamu lihat adalah tidak memiliki sifat egois, (2) memiliki sifat
pemaaf. Orang sabar biasanya memilki sifat pemaaf tidak pendendam, dan (3) selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Sifat kehati-hatian yang seperti ini akan menjadikan anak memiliki kearifan dalam setiap tindak dan peri lakunya.
Ketujuh, prestasi belajar. Kata prestasi sering dimaknai orang tua sebagai mendapatkan
peringkat di sekolah. Hal ini berimplikasi pada munculnya tuntutan pada anak untuk mendapatkan nilai yang bagus ketika mengikuti ujian sekolah. Tujuan utama yang ingin dicapai oleh tipe nilai ini adalah kesuksesan pribadi melalui kemampuan untuk menunjukkan kompetensi diri yang optimal, sesuai demgan bakat dan potensi terpendam yang dimiliki anak. *
Penulis: Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Senat Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta,
Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM)