Kelima, pembagian waktu dalam belajar. Pengalaman sehari-hari menunjukkan bahwa belajar
dengan terbag-bagi waktunya dengan interval waktu istirahat hasilnya akan lebih baik daripada
mencurahkan sejumlah besar waktu untuk sekali belajar.
Adolph Jost (Psikolog Jerman) menjelaskan bahwa mempelajari sebuah materi dengan alokasi waktu tiga jam per hari selama lima hari akan lebih efektif daripada mempelajari materi tersebut dengan alokasi waktu lima jam sehari tetapi tidak hanya selama tiga hari (Hukum Jost dalam belajar).
Keenam, membagi-bagi bahan yang dipelajari. Apabila ditemukan materi pelajaran terlalu
banyak, maka akan tepat menggunakan metode sebagian, sehingga hasilnya dapat meresap dalam ingatan secara baik.
Penggunaan metode sebagian (teileren method) akan membuat siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru di kelas. Peserta didik juga menjadi
lebih aktif dalam proses belajar. Peserta didik juga semangat dan rajin untuk menghafal materi
pelajaran.
Ketujuh, penguasaan secara global. Hal ini sangat baik untuk mengingat berbagai materi
pelajaran yang telah disampaikan. Usahakan pada setiap mempelajari bahan pelajaran dapat mengerti isinya secara garis besar, dan kemudian membuat skema materinya.
Belajar utamanya untuk memperluas skema materi itu sehingga hasilnya dapat meresap dalam ingatan. Materi yang sudah dibuat skema dalam ingatan ini akan lebih mudah disimpan dan direproduksikannya.
Kedelapan, mengorganisasi bahan-bahan yang dipelajari. Mengorganisasikan bahan pelajaran
itu sangat penting untuk mengatur kesatuan-kesatuan bahan pelajaran yang sejenis, misalnya bahasa, ilmu pasti, sejarah, agama, dan sebagainya. Pengorganisasian yang seperti ini juga akan menjadikan siswa lebih mudah mengasosiasikan konsep yang satu dengan konsep yang lain dalam ingatannya.
Kesembilan, faktor-faktor dinamis dalam retensi, yakni faktor-faktor yang mudah berubah-
ubah, seperti interest, perhatian, kesadaran mental, sikap di mana hal-hal ini sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar harus senantiasa dijaga kemunculannya. Faktor-faktor ini harus dipelihara sebaik-baiknya supaya tetap ada dan terarah kepada masalah-masalah yang sedang dipelajari di dalam belajarnya. *
Penulis: Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Senat Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta