Ketiga, mengingat kesalahan sendiri. Ingatlah kesalahan-kesalahan diri yang pernah
dilakukan di masa lalu. Dengan demikian, seseorang dapat lebih mudah memaafkan orang lain
karena merasa dirinya juga telah melakukan kesalahan.
Keempat, mengembangkan sifat sabar. Sabar adalah salah satu sifat yang sangat penting
dalam meningkatkan jiwa pemaaf. Dengan sabar, seseorang dapat lebih mudah memaafkan orang lain karena dirinya dapat menunggu dan memahami keadaan mereka.
Kelima, mengingat ayat-ayat Quran dan Hadits. Ingatlah ayat-ayat Quran dan hadits yang
berbicara tentang pentingnya memaafkan sebagaimana di awal tulisan ini. Dengan demikian,
seseorang dapat lebih mudah memaafkan orang lain karena dirinyua telah memahami pentingnya memaafkan.
Keenam, mengembangkan sifat mengampuni. Mengampuni adalah salah satu sifat yang
sangat penting dalam meningkatkan jiwa pemaaf. Dengan mengampuni, seseorang dapat lebih mudah memaafkan orang lain karena dirinya telah memahami bahwa mengampuni adalah salah satu sifat yang sangat penting.
Ketujuh, mengingat kematian. Ingatlah bahwa semua orang akan mati suatu hari nanti.
Dengan demikian, seseorang dapat lebih mudah memaafkan orang lain karena dirinya telah
memahami bahwa semua memiliki akhir yang sama.
Kedelapan, mengembangkan sifat Tawadhu’. Tawadhu adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam meningkatkan jiwa pemaaf. Dengan tawadhu’, seseorang dapat lebih mudah
memaafkan orang lain karena dirinya telah memahami bahwa semua orang memiliki kelemahan.
Kesembilan, mengingat semua nikmat Allah SWT. Ingatlah nikmat-nikmat yang telah
diberikan oleh Allah kepada dirinya. Dengan demikian, seseorang dapat lebih mudah memaafkan
orang lain karena telah memahami bahwa semua telah diberikan nikmat oleh Allah.
Kesepuluh, mengembangkan sifat syukur. Syukur adalah salah satu sifat yang sangat penting
dalam meningkatkan jiwa pemaaf. Dengan syukur, seseorang dapat lebih mudah memaafkan orang lain karena dirinya telah memahami bahwa semua telah diberikan nikmat oleh Allah.
Dengan melakukan beberapa cara di atas, seseorang dapat meningkatkan jiwa pemaaf dan
menjadi orang yang lebih baik dalam pergaulan sosialnya.*
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Ketua Dewan Penasehat KAHMI Majlis Wilayah DIY