Karakteristik pendidik ideal menurut Quran dan Sunnah

photo author
- Jumat, 14 Februari 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Karakteristik pendidik ideal menurut Quran dan Sunnah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Kompetensi Guru terdiri dari 4 kompetensi, yaitu Paedagogik, Kepribadian, Sosial, dan Profesional, sehingga keempat kompetensi tersebut dijadikan model kompetensi dalam Refleksi Kompetensi.

Pendidik ideal dalam perspektif Pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam.

Baca Juga: Pemerintah Apresiasi Keberpihakan BRI dalam Mendorong UMKM Naik Kelas dan Go Global

Al-Mawardi, memandang bahwa seorang pendidik yang baik adalah pendidik yang tawadhu’ (rendah hati), menjauhi sikap ujub (besar kepala) dan memiliki rasa ikhlas.

Menurut Al-Quran dan As-Sunnah, pendidik ideal memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut:

Pertama, memiliki ilmu yang luas. Seorang pendidik ideal harus memiliki ilmu yang luas dan
mendalam tentang subjek yang diajarkan. Ilmu yang luas akan membawa peserta didik untuk
memiliki cakrawala ilomu yang luas dan komprehensif.

Firman Allah SWT: '' Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah; 58:11).

Baca Juga: 5 Alasan Muncul Seruan Boikot Film Captain America: Brave New World Meski Karakter Sabra Bukan Lagi Agen Mossad Israel

Kedua, berakhlak mulia. Pendidik berakhlak mulia berati seluruh perilakunya sesuai dengan
tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist yaitu adab sopan santun yang dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW kepada kepada seluruh umat manusia ketika beliau masih hidup.

Pendidik ideal harus memiliki akhlak yang mulia, seperti sabar, lembut, dan adil. Nabi Muhammad SAW bersabda:  ''Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya.'' (HR. Bukhari).

Ketiga, memiliki kemampuan mengajar yang baik. Pendidik ideal harus memiliki kemampuan
mengajar yang baik, sehingga dapat menyampaikan ilmu dengan efektif dan efisien. Firman Allah SWT: “Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Janganlah engkau (Nabi Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur’an sebelum selesai pewahyuannya kepadamu dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” Quran menyebutkan: ''Dan katakanlah (hai Muhammad): ''Ya Tuhan, tambahkanlah ilmu pengetahuan kepadaku.'' (QS. Thaha; 20:114).

Keempat, memiliki kasih sayang dan empati. Pendidik ideal harus memiliki kasih sayang dan
empati terhadap peserta didik, sehingga dapat memahami kebutuhan dan perasaan mereka.  

Baca Juga: BUMN ditarget dividen Rp90 triliun, Erick: Untuk tahun 2025 aman

Seorang pendidik yang ideal harus menghindari akhlak mazmumah (akjhlak tercela) yang meliputi: tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu dengan tujuan ingin menunjukkan kepada orang lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub (kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka, dan tamak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X