HARIAN MERAPI - Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan jalan menaati segala perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-laranga-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya.
Salah satu prinsip beribadah dalam Islam adalah harus didasari oleh ikhlas, yakni dilakukan
dengan tulus dan ikhlas hanya untuk Allah semata.
Ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Al-Bayyinah ayat 5: “Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).”
Baca Juga: Baznas Temanggung salurkan beasiswa pada 358 Siswa SLTA
Adapun tujuan ibadah dalam Islam yaitu; (a) untuk memperkuat keyakinan dan pengabdian
kepada Allah SWT, (b) untuk menguatkan karakter, mendisiplinkan diri dan peranannya sebagai
wakil dan hamba yang dipercaya Allah di bumi. Setidaknya ada enam prinsip Ibadah dalam Islam;
yakni:
Pertama, yang berhak disembah hanyalah Allah SWT, sebagaiamana firman-Nya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat
baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga
dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (QS. An-Nisa; 4:36).
Kedua, ibadah tanpa perantara. Firman Allah SWT: “Sungguh, Kami benar-benar telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh dirinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qof; 50:16).
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya.
Baca Juga: Cuti bersama ASN sepanjang 2025 sudah diteken Presiden Prabowo, berikut rinciannya
Ketiga, ikhlas di dalam melaksanakannya. Firman Allah SWT: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi; 18:110).
Keempat, ibadah sesuai dengan tuntunan, tidak dikurangi dan tidak ditambah. Firman Allah
SWT: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran; 3:31).
Sabda Nabi Muhammad SAW: “Siapa melakukan perbuatan tidak berdasarkan perintah kami maka perbuatan itu ditolak.” (HR. Bukhārī).
Kelima, memelihara keseimbangan unsur rohani dan jasmani. Firman Allah SWT: “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash; 28:77).
Baca Juga: SMA Muhi Yogya Menerima Kunjungan Internasional dari Malaysia
Keenam, mudah dan ringan, tapi jangan dipermudah dan diperingan.