HARIAN MERAPI - Dalam ajaran Islam, ''hati yang hitam'' merupakan metafora untuk menggambarkan kondisi spiritual seseorang yang telah terpengaruh oleh kejahatan, kesombongan, dan kekufuran, dengan ciri-ciri:
(1) keras kepala dan tidak mau mendengarkan kebenaran (QS. Al-Baqarah; 2:18), (2) tidak memiliki rasa belas kasihan dan empati (QS. Al-Furqan; 25:29), (3) selalu memikirkan kepentingan pribadi dan dunia (QS. Al-'Adiyat; 100:8-10), (4) tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya (QS. Al-Maidah; 5:44), dan (5) memiliki sifat hasad, dengki, dan iri hati (QS. Al-Furqan; 25:58).
Adapun penyebab hati yang hitam adalah: (1) dosa-dosa besar dan terus-menerus (QS. An-Nisa'; 4:18), (2) kekufuran dan ingkar kepada Allah (QS. Al-Baqarah; 2:99), (3) sifat sombong dan takabur (QS. Al-Lukman; 31:18), (4) tidak memperhatikan ibadah dan dzikir (QS. Al-Mu’minun; 23:2), dan (5) terlalu mencintai dunia (QS. Al-Imran; 3:14).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hati yang hitam; yakni:
Pertama, berdzikir dan beribadah secara teratur. Dzikir dan ibadah secara teratur merupakan amalan spiritual dalam Islam yang memiliki banyak manfaat. Dzikir dapat dilakukan dengan: mengingat Allah SWT dengan kalimat-kalimat seperti ''Subhanallah'', ''Alhamdulillah'', dan ''Allahu Akbar'', berdzikir dengan hati yang tulus dan ikhlas, serta mengucapkan doa-doa seperti ''Astaghfirullah'' dan ''La ilaha illallah).
Dengan melakukan dzikir dan ibadah secara teratur, kita dapat meningkatkan kualitas spiritual dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Kedua, membaca Al-Qur'an dan memahami maknanya. Membaca Al-Qur'an dan memahami maknanya adalah salah satu ibadah terpenting dalam Islam.
Baca Juga: Gelar Career Day, MAN 2 Kulon Progo motivasi siswa agar siap kuliah, kerja dan wirausaha
Etika membaca dan memahami Al-Quran adalah: mencuci tangan dan wudhu, sebelum memegang Al-Qur'an, pastikan tangan dan badan dalam keadaan suci, membaca basmalah, mulai dengan membaca ''Bismillahirrahmanirrahim'' (Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang),
membaca surat dan ayat, pilih surat dan ayat yang ingin dibaca, lalu bacakan dengan tartil (perlahan dan jelas), dan memahami makna, setelah membaca, coba memahami makna dan pesan yang terkandung dalam ayat tersebut.
Ketiga, beristighfar dan memohon ampun kepada-Nya. Istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT merupakan bagian penting dari ibadah dan spiritualitas Islam.
Di antara bacaan istighfar adalah: ''Astaghfirullah al-'Azim al-Latif'' (Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Besar dan Maha Lembut), ''Rabbana taqabbal minna wa'fu 'anna'' (Ya Tuhan kami, terimalah permohonan kami dan ampuni kami), dan ''Allahumma inni as-aluka al-'afwa wa al-'afiyah'' (Ya Allah, aku memohon keampunan dan keselamatan).
Baca Juga: Menunggu aturan Kemkomdigi terkait pemanfaatan AI di Indonesia
Ingatlah, istighfar harus dilakukan dengan tulus dan ikhlas, serta diikuti dengan perubahan perilaku positif.