Delapan ayat Al-Qur’an tentang menjaga kerukunan, di antaranya memaafkan kesalahan orang lain dan tidak berkata kasar

photo author
- Jumat, 10 Januari 2025 | 06:10 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan Nasional (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan Nasional (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Ada delapan ayat Al-Qur’an tentang menjaga kerukunan, salaah satu di antaranya memaafkan kesalahan orang lain dan tidak berkata kasar

Kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu hal yang tidak boleh terabaikan karena manusia adalah makhluk sosial. Dalam bermasyarakat, manusia mendapatkan suatu proses hidup yang sangat bernilai, baik untuk diri sendiri maupun pada urusan yang meliputinya.

Aturan dalam hidup bermasyarakat yang dibuat diharapkan untuk menjadi pedoman manusia berdasarkan tuntunan dari Allah SWT. Aturan tersebut adalah hal yang harus dilakukan oleh manusia. Tujuannya supaya kehidupan dapat berjalan dengan baik, penuh kerukunan.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun, Apa Saja Manfaatnya?

Agama Islam memberikan pedoman secara detail bagaimana hidup bermasyarakat yang sesuai dengan fitrah penciptaan manusia sebagai makhluik sosial. Di antara pedoman hidup bermasyarakat untuk menjaga ketukunan adalah:

Pertama, maafkanlah kesalahan orang lain. Firman Allah SWT: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf; 7:199).

Dan karena Rasulullah pasti menghadapi gangguan dari orang bodoh dan jahil,
maka Allah memerintahkannya untuk berpaling dari orang-orang yang tidak memahami nilai dari sesuatu, seseorang, atau ucapan mereka yang merupakan bentuk dari kejahilan.

Kedua, jangan berkata kasar. Firman Allah SWT: “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.'' (QS. Al-A’raf; 7:159).

Baca Juga: 3 Kisah Unik Rano Karno, Wagub DKI Jakarta yang Melekat di Hati Warga sebagai ‘Si Doel’ dengan Kehidupan Bersahaja Semasa Kecil

Ketiga, tahanlah marah. Orang-orang yang bertakwa ialah orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah dalam keadaan mudah maupun susah, yang menahan amarahnya meskipun sebenarnya mampu melampiaskannya, dan yang memaafkan orang yang berbuat zalim kepadanya.

Firman Allah SWT: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran; 3:134).

Keempat, berbaiklah kepada orang lain. Firman Allah SWT: “Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, berbuatlah kebajikan kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan jauh, teman sejawat, orang yang sedang dalam perjalanan dan hamba sahaya yang kamu miliki.” (QS. An-Nisa’; 4:36).

Kelima, jangan sombong dan congkak. Firman Allah SWT: “Allah berfirman: ''Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina'' (QS. Al-A’raf; 7:13).

Baca Juga: Pembahasan mengenai Ujian Nasional dan Sistem Zonasi akan digelar pada 22 Januari 2025

Seseorang yang semula derajatnya tinggi menjadi turun, bahkan sangat rendah sekali akibat kesombongan dan ujubnya. Karena surga merupakan tempat orang-orang yang baik, tidak layak untuk orang-orang yang buruk.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X