HARIAN MERAPI - Mendengarkan aktif sebagai salah satu komponen keterampilan berkomunikasi dengan anak.
Seorang anak akan terbuka untuk mengungkapkan berbagai perasaan dan keinginannya
kepada orang tua secara terbuka apabila secara psikologis merasa aman dan diterima lingkungan
sosialnya.
Orang tua yang apresiatif atas berbagai keluhan dan kesulitan anak merupakan fondasi
yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya anak menuju kepada kedewasaannya. Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak merupakan unsur yang sangat penting dalam kaitannya dengan komunikasi orang tua denhgan anak-anak.
Baca Juga: Lima UU kerja sama bidang pertahanan disahkan Presiden Prabowo
Arifin Abdurrahman sebagai pakar komunikasi mengatakan bahwa ada empat kebutuhan dasar dalam komunikasi anak; yaitu : (a) kebutuhan untuk diperlakukan sebagai manusia yang layak (equity), (b) kebutuhan akan pengakuan (recognition), (c) kebutuhan akan rasa aman (security), dan (d) kebutuhan untuk dapat mengatasi kesulitan (supervising).
Orang tua harus dapat menciptakan komunikasi yang baik dengan anak-anak sehingga mereka dapat terpenuhi berbagai kebutuhan psikologisnya. Situasi yang seperti ini merupakan persemaian yang paling tepat bagi tumbuh dan berkembangnya anak secara lebih baik.
Penerimaan dari lingkungan terdekat bagi anak merupakan faktor yang sangat penting bagi
tumbuh dan berkembangnya segenap potensi anak demi peningkatan diri menuju kepada pribadi yang mandiri.
Anak akan tampil sebagai pribadi yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi (problem solver), menjadi lebih produktif dan keatif serta menjadi lebih sehat mental dan dapat
mengakualisasikan diri sepenuhnya dengan penuh kehangatan.
Baca Juga: Presiden Prabowo Temui Jokowi di Solo, Satu Mobil Menuju Angkringan
Sikap menerima yang ditunjukkan oleh orang tua kepada anak merupakan media yang sangat
subur bagi perkembangan anak yang bersangkutan, termasuk perkembangan berbahasa anak. Anak akan tumbuh lebih sehat dalam lingkungan yang sering menggunakan bahasa penerimaan.
Bahasa penerimaan merupakan kunci pembuka pintu agar anak mau secara terbuka mengemukakan berbagai argumentasinya.
Keterbukaan harus dipertahankan orang tua dengan sikap dan keterampilan untuk mendengar
aktif dalam berkomunikasi dengan anak. Mengengar aktif terutama diperlukan untuk memahami
masalah atau kebutuhan anak secara lebih baik.
Misalnya anak kita yang berusia tiga tahun sambil menangis berkata: “Andi jahat, mainan Adi direbut. Adi nggak mau main lagi dengan Andi”!
Baca Juga: 10 Ciri Meraih Kebahagiaan Hidup dalam Perspektif Islam
Tanpa sikap mendengar aktif, orang tua akan merespon dengan ucapan: “Adi tidak boleh
mengatakan teman jahat. Ayo minta maaf pada Andi. Kenapa sih kamu ini, kalau ribut lagi nanti
kamu saya masukkan ke kamar mandi”.