10 Ciri Meraih Kebahagiaan Hidup dalam Perspektif Islam

photo author
- Minggu, 3 November 2024 | 21:30 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Ketua Dewan Penasehat KAHMI Majlis Wilayah DIY, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY, Dewan Penasehat Pimpinan Pusat Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PP KAUMY) (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Ketua Dewan Penasehat KAHMI Majlis Wilayah DIY, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY, Dewan Penasehat Pimpinan Pusat Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PP KAUMY) (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Ustadz Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si., Ketua Paguyuban Keluarga Sakinah Kota Yogyakarta menjadi pembicara dalam Pengajian Rutin IPHI Kemantren Tegalrejo Yogyakarta, Ahad (3/11), di Masjid Pangeran Diponegoro Tegalrejo.

Acara ini bertepatan dengan ngundhuh Pengajian IPHI Kemantren Tegalrejo. Turut hadir MPP Tegalrejo Drs. H. Antariksa Agus Purnama dan Kepala KUA H. Supasdi. S.Ag.

Khamim Zarkasih Putro dalam taushiyahnya mengangkat keseimbangan dan kebahagiaan hidup dalam perspektif Islam.

Baca Juga: Usaha Salon Kecantikan di Kediri Ini Makin Berkembang Sejak Bergabung Menjadi AgenBRILink

Menurutnya, ada 10 ciri hidup bahagia di antaranya jelas arah hidupnya. Dapat menangani masalah secara kreatif. Tidak mudah dikecewakan/legowo. Terpenuhi kebutuhan pokok hidup (sandang, pangan) sehingga dapat aktualisasi diri.

"Peduli pertumbuhan dan perkembangan pribadi/bisa merawat kesehatan diri. Memiliki hubungan dicintai dan mencintai secara mutualisme. Banyak teman. Komunikasi yang baik. Siap dikritik dan Relatif tidak punya rasa cemas," ujarnya.

Menurut ulama Ibnu Abbas, ada 7 Sumber kebahagiaan di antaranya Qolbun Syakirun. Azwajus sholihah yakni sikap positif thinking, saling pengertian., tenggang rasa, saling memahami ikhlas terhadap pasangan.

Baca Juga: Prabowo: Indonesia Sesungguhnya Kaya, Namun Belum Terkelola dengan Baik

Auladul abror yaitu anak yang sholih dan mendoakan orang tua. Al Biyatus sholihah yakni lingkungan yangg kondusif pada keimanan. Al Maalul halal dan Tafaquh fiddin yakni semangat beragama.

Barokatul umri berupa mengisi kegiatan yang baik, dan rindu perjumpaan dengan Allah.

"Sebagai kesimpulan hendaklah kita bersikap jangan mengeluh, menyakiti, hasad, menuntut
dan jangan su'udzon. Mari gemar sedekah, menolong dan legowo narimo," paparnya. *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB
X