HARIAN MERAPI - Islam yang dibawa Nabu Muhammad (571 M) adalah mata rantai terakhir dari agama Allah yang diturunkan melalui para Rasul terdahulu. Inilah yang ditegaskan oleh QS, Asy-Syura, 42: 13.
Sasaran agama Islam yang dibawa oleh Muhammad adalah ummat manusia seluruh alam (universal), QS Saba: 28, Al-Ambiya’: 107, Al’A’raf: 158.
Sedangkan sasaran agama para Rasul sebelumnya adalah ummat atau kaum tertentu saja (lokal), QS, Ar-Rum: 47; Hud: 25, 50, 61, 84, 79; Ali Imran: 47, 47-49.
Setidaknya terdapat tujuh kekhasan agama Islam, yaitu: ar-rabbaniyah (ketuhanan), ats-tsabat (permanent), as-syumul (komprehensif),at-tawazun (seimbang), al-ijabiyah (positif-aktif), al-
waqi’iyyah (realistis-pragmatis),at-tauhid (sebuah afirmasi yang merujuk kembali yang esa).
Dan semua syariat samawi diturunkan Allah SWT di kawasan Timur Tengah. Hal ini karena ada tiga alasan: (1) Letak geografis strategis (untuk bisnis), (2) Tabiaat masyarakatnya seperti bahan baku yang mudah diolah dan (3) Perlu petunjuk Tuhan.
Ajaran Islam diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari dan dibagi kepada dua periode: Mekah (13 tahun) dan Madinah (10tahun).
Dalam Al-Qur’an kita jumpai penegasan-penegasan tentang unsur universalitas dan keabadian Islam yang benar-benar meyakinkan dan dalam waktu yang sama merupakan ciri-ciri khusus Agama Islam, yaitu:
Baca Juga: Hardjuno Wiwoho Tagih Komitmen DPR RI Periode 2024-2029, Segera Sahkan RUU Perampasan Aset
Pertama, Islam adalah agama fitrah, yaitu sesuai tuntutan pembawaan watak manusia (QS,
Ar-Rum, 30:30). Islam bukannya bukannya agama tradisi sosial, bukan pula agama hasil pemikiran manusia.
Setiap manusia lahir fitrah (diberi watak suka menerima ajaran agama yang benar yang
mengajarkan tauhid yang mutlak), dalam pertumbuhan jiwanya ia bergantung lingkungannya
(Hadits).
Kedua, Islam adalah agama yang menempatkan akal manusia pada temapat sebaik-baiknya.
Akal merupakan nikmat karunia Allah yang merupakan unsur utama bagi mwnusia. Bila ia tidak
difungsikan secara baik berarti menurunkan martabat kemanusiaannya. Jahannam bagi mereka yang tidak mau memikirkan ayat-ayat Allah swt (QS. Al-A’raf, 7:179).
Mereka berkata : seandainya dulu kita mau mendengarkan dan memikirkan (ajaran-ajaran agama Islam yang disampaikan kepada kita) niscaya kita tidak menjadi penghuni neraka (QS, Al-Mulk, 67:10).
Baca Juga: Tips hindarkan anak dari pemikiran kriminal
Ketiga, Islam adalah agama yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang berkepribadian (mempunyai harga diri), bebas bertanggung jawab atas prilakunya. Manusia adalah makhluk mulia dan sesuai dengan kemuliaannya itu ia diberikan fungsi yang mulia pula “khalifah Allah” di bumi.