Perjuangan dan nilai-nilai Kemerdekaan bangsa Indonesia

photo author
- Rabu, 14 Agustus 2024 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Dosen Civic Education FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua Dewan Penasehat KAHMI Majlis Wilayah DIY (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Dosen Civic Education FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua Dewan Penasehat KAHMI Majlis Wilayah DIY (Dok. Pribadi)

Pejuang ayau pahlawan itu tidak pernah mati, karena jasa-jasanya selalu dikenang oleh
orang banyak. Kebaikannya selalu tertabur dalam jiwa umat, sehingga tak pernah sirna untuk

dikenang dan didoakan arwahnya setiap saat. Meskipun secara lahiriyah sudah mati, namun secara hakiki belum, ia mati tetapi tetap hidup. Firman Allah SWT: “Dan janganlah kalian sekali-kali mengatakan bahwa orang-orang yang berjuang (terbunuh) di jalan Allah itu mati melainkan mereka hidup tetapi kita tidak merasakan”. (QS. Al-Baqarah; 2:154).

Pejuang atau pahlawan dalam Islam adalah orang yang berani memperjuangkan Islam sampai ia menang atau mati. Oang-orang yang berjuang itu pun tidak memperdulikan apakah ia bakal mendapat penghargaan atau tidak dari institusi manapun, yang mereka harapkan adalah keridhaan dari Allah SWT.

Dalam Islam kategori berjuang (jihad) itu ada beberapa macam, di antaranya adalah jihad
memerangi hawa nafsu (jihad al-nafs), termasuk jihad memerangi syetan, jihad memerangi orang
kafir (jihad al-kuffar), jihad memerangi orang munafik (jihad al-nifaq).

Dan menurut Rasulullah Muhammad SAW, justru jihad yang paling besar adalah jihad memerangi hawa nafsu. Hal ini pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW saat usai perang Badar. Beliau berkata kepada para sahabatnya: “Kita masih akan menghadapi perang yang lebih dahsyat lagi.” Kata sebagian sahabat: “Perang apalagi ya Rasul? Bukankah ini perang yang dahsyat”? Jawab Nabi: “Perang melawan hawa nafsu”.

Setiap orang harus berjuang melawan nafsu keserakahan, nafsu kebinatangan dan berbagai potensi negatif lain yang dapat menghancurkan citra diri seseorang. InsyaaAllah. *

Penulis: Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.
Dosen Civic Education FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta
Ketua Dewan Penasehat KAHMI Majlis Wilayah DIY

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X