HARIAN MERAPI - Kitab Suci Al-Qur’an akan menjadi hidayah (guidance) bagi manusia yang beriman, dia akan mendapatkan konseling ilahiah melaui ayat Al-Qur'an, menjadi obat dari seluruh penyakit kehidupan, bahkan patologi sosial, sehingga siapapun yang mengikuti Al-Qur'an akan hilang rasa sedih dan ketakutannya dalam kehidupan ini.
Lafadz “La Tahzan Innallaha Ma'ana” bertujuan untuk menghibur
dan mengingatkan hamba-Nya bahwa Allah SWT tidak pernah membiarkan seorang hamba-Nya berada dalam kesedihan dan ketakutan.
Allah SWT tidak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya
melainkan sesuai dengan kemampuannya. Orang yang berilmu adalah orang yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dasar, dan memilki batasan ilmu sesuai dengan cara ia mencari ilmu yang dimilikinya.
Baca Juga: Libur sekolah, KAI Daop 6 Yogyakarta gelar Fun Trip Carnival
Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan beriman berdasarkan ilmu dan keimanan yang Allah berikan kepada mereka.
Dengan menuntut ilmu, seseorang akan menjadi orang yang pandai dan berilmu. Menjadi orang yang berilmu sangatlah bermanfaat. Mereka memiliki derajat yang lebih tinggi di mata Allah SWT dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berilmu.
Terdapat banyak dalil dari Al-Quran yang menjelaskan tentang orang-orang beriman tidak ada ketakutan pada dirinya dan tiada juga bersedih hati; yakni:
Pertama, orang-orang yang beriman tidak ada rasa takut dan juga tidak bersedih hati. Firman Allah SWT: “Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Lalu, jika benar-benar datang
petunjuk-Ku kepadamu, siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah; 2:38).
Kedua, tiap-tiap umat yang benar-benar berpegang pada ajaran para nabi mereka serta beramal saleh akan memperoleh ganjaran di sisi Allah, karena rahmat dan magfirah-Nya selalu
terbuka untuk seluruh hamba-hamba-Nya Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabiin, siapa saja (di antara
mereka) yang beriman kepada Allah dan hari Akhir serta melakukan kebajikan (pasti) mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah; 2:62).
Ketiga, barang siapa beriman kepada Allah dan membuktikan imannya itu dengan amal yang ikhlas, maka dia akan memperoleh pahala dan tidak ada rasa takut dan bersedih hati. Allah tidak akan
menyia-nyiakan amal baik seorang hamba.
Firman Allah SWT: “Tidak demikian! Orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah serta berbuat ihsan, akan mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka, dan mereka pun tidak bersedih.” (QS. Al-Baqarah; 2:112).
Keempat, pahala dan keberuntungan yang akan didapat oleh orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah bersyarat, yaitu: bahwa dia memberikan hartanya itu benar-benar dengan ikhlas, dan setelah itu dia tidak suka menyebut-nyebut infaknya itu dengan kata-kata yang dapat melukai perasaan orang yang menerimanya.