HARIAN MERAPI - Thawaf artinya mengitari atau mengelilingi. Secara istilah thawaf berarti mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad.
Thawaf dimulai dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar”. Kalimat takbir menandakan bahwa dalam memulai aktivitas apa pun, setiap manusia harus memiliki kesadaran dalam dirinya bahwa
hanya Tuhan sajalah yang Maha Besar.
Manusia tak ada apa-apanya di hadapan Tuhan, sebagaimana firman-Nya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada di badan mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf di sekeliling al-Bait al-‘Atīq (Baitullah).” (QS. Al-Hajj; 22:29).
Baca Juga: Sosialisasi P4GN bagi ASN, Bupati Sleman: Yang melanggar akan menerima konsekuensi sangat berat
Selama melakukan thawaf hanya kalimat thayyibah yang layak untuk dilantunkan;
mulai dari dzikir, membaca ayat-ayat Al-Qur'an, shalawat dan do'a.
Kalimat thayyibah ini dibaca dengan penuh penghayatan, agar seseorang menyadari hakikat manusia sebagai makhluk-Nya, hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta dan ketergantungan manusia terhadap Tuhannya.
Thawaf mengajak untuk mengikuti perputaran waktu dan peredaran peristiwa, namun tetap berdekatan dengan Allah SWT dengan menempatkan Tuhan Maha Rahman itu pada tempat yang semestinya dan menjadikan diri sebagai hamba-Nya yang taat dan tunduk pada-Nya.
Orang-orang yang sedang thawaf diharapkan tidak hanya mengelilingi Ka'bah secara
fisik, tapi hatinya juga selalu ingat pada Allah dan menghayati apa yang dibacanya.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dari Ali Ibn Abu Thalib berkata, aku mendengar Nabi SAW
berkata kepada Abu Hurairah: ''Engkau akan menemukan orang yang lupa dan lalai ketika
melaksanakan thawaf, thawaf mereka tidak diterima Allah dan amal mereka tidak sampai
kepada Allah. Hai Abu Hurairah: Jika kamu melihat mereka berbaris-baris (thawaf), maka
bubarkanlah barisannya dan katakanlah kepada mereka: thawaf ini tidak diterima oleh Allah
dan amal mereka tidak sampai kepada Allah?'' (HR.Al-Fakihi dari Ali RA).
Kondisi kehidupan terus berputar di antara manusia, jatuh bangun, kaya miskin,
terkenal dan terlupakan, semuanya silih berganti menghiasai kehidupan manusia.
Secara historis, thawaf juga mengingatkan manusia kepada orang yang membangun Ka'bah, yaitu Nabi Ibrahim AS bersama putranya Isma'il AS, yang menguatkan keyakinan bahwa Islam
yang kita anut ini merupakan kelanjutan dari risalah yang pernah diajarkan oleh Nabi Ibrahim
AS. Semua prosesi yang dilakukan dalam thawaf semakin mengukuhkan seorang muslim akan keimanan, ketauhidan, serta selalu dzikrullah untuk mengingat-Nya.
Firman Allah SWT: “Berdzikirlah (ingatlah) kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu!” (QS. Al-Baqarah; 2:152). Juga firman-Nya: “Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka aman tentram dengan dzikir pada Allah, ingatlah dengan dzikir pada Allah itu, maka hati pun akan merasa aman dan tentram.” (QS. Ar-Ra’d; 13:28).
Baca Juga: Lima influencer promosikan judi online ditangkap Polda Banten
Terdapat banyak manfaat dzikrullah bagi yang melakukannya setiap hari; diantaranya: