Thawaf dalam ibadah haji mengajarkan arti penting dzikrullah bagi seorang muslim

photo author
- Selasa, 25 Juni 2024 | 07:06 WIB
 Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta (Dok. Pribadi)
Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta (Dok. Pribadi)

Pertama, menambah keteguhan hati. Dzikrullah adalah membuat hati kuat, menghasilkan keyakinan dan keteguhan hati. Manusia yang cenderung mudah berkeluh kesah dan berputus asa dari rahmat Allah akan tampil sebagai pribadi yang tangguh dan tegug pendirian karena rutin berdzikir kepada Allah SWT setiap harinya.

Hal ini dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an sebagai berikut: “Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal; 8:45).

Kedua, dilancarkan rezekinya. Sebagai manusia yang beragama, ada baiknya untuk
selalu bersyukur dan mengingat-Nya dalam setiap kesempatan. Salah satu cara menyematkan
puji syukur kepada-Nya adalah dengan berdzikir. Salah satu cara terbaik untuk meminta
rezeki kepada Allah SWT adalah dengan berdoa dan berzikir.

Karena sejatinya, rezeki bagi seseorang tidak hanya dicari, namun juga harus didoakan, sebagaimana firman-Nya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumah; 62:10).

Ketiga, mengusir dan mencegah tipu daya setan. Setan akan selalu melakukan tipu
daya kepada manusia, sebagaimana firman-Nya: ''Sesungguhnya mereka adalah setan yang
menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman.'' (QS. Ali Imran;
3:176).

Setan akan selalu menganggu manusia dalam setiap sendi kehidupannya. Hanya
orang-orang yang senantiasa dzikrullah yang dapat menghadapi sekaligus mengalahkan tipu
daya setan.

Keempat, hidupnya diliputi banyak kebaikan dan keberkahan. Seseorang yang
senantiasa berdoa sembari berdzikir akan mandapatkan kebaikan dan keberkahan yang tiada
batasnya.

Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.“ (QS. Al-Ahzab; 33:41).

Dalam surat yang lain: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (QS. An-Nisa’; 4:103). Rasulullah
bersabda: “Tiada suatu kaum yang duduk sambil berdzikir kepada Allah melainkan mereka
akan dikelilingi oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat dan Allah akan mengingat mereka di
hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Bukhari).

Kelima, mengontrol emosi diri dan kesabaran. Mengontrol emosi diri dan melatih kesabaran merupakan dua tantangan terberat dalam kehidupan manusia. Meskipun demikian, seorang muslim diperintahkan untuk selalu berperilaku baik kepada sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Memiliki kontrol emosi diri dan kesabaran yang buruk dapat mempengaruhi segala aspek dalam berkehidupan sebagai makhluk sosial. Untuk itu, manusia diharapkan untuk lebih bijak dan pintar mengolah diri, emosi dan perilakunya.

Keenam, mendapatkan ampunan Allah Ta’ala. Dengan mengingat Allah/menyebut nama Allah dengan berdzikir kepada-Nya, Allah akan memberikan ampunan dan pahala yang besar, seperti tersebut dalam ayat Al-Quran berikut ini:

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab; 33:35).

(Oleh : Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta) *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X