HARIAN MERAPI - Misi kenabian paling utama Rasulullah Muhammad SAW adalah menyempurnakan akhlak mulia. Salah satu faktor keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan risalah Islam adalah mampu menunjukkan kemuliaan akhlak kepada setiap orang, baik itu para sahabatnya maupun orang-orang yang memusuhinya.
Beliau senantiasa menyatukan antara ucapan dan perbuatan, tidak melakukan pencampuradukan akidah dan ibadah agama-agama, tidak menghina sesembahan non-Muslim, dan bersikap adil dan tidak men diskriminasi sasaran dakwah.
Terdapat banyak dalil dari Al-Quran yang menjelaskan tentang kerarifan para Nabi dalam
menyeru ke jalan Allah SWT; diantaranya:
Baca Juga: Ada ritual Yadnya Kasada, kawasan Gunung Bromo ditutup untuk wisatawan pada 21-24 Juni
Pertama, mengingatkan kepada segolongan umat Islam yang bergerak dalam bidang dakwah
untuk selalu memberi peringatan, bilamana tampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan.
Firman Allah SWT: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran; 3:104).
Kedua, menyerukan berdakwah dengan hikmah dan pengajaran yang baik. Firman Allah
SWT: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” Qs. An-Nahl; 16:125).
Ketiga, perintah kepada Nabi Musa AS dan Harun AS supaya berkata yang lembut kepada
Fir’aun. Firman Allah SWT: “Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS. Thaha; 20:44).
Baca Juga: Inilah kelebihan masing-masing kendaraan dengan transmisi manual dan automatic
Keempat, tugas Nabi sekadar menyampaikan. Firman Allah SWT: “Jika mereka berpaling,
maka katakanlah: Aku telah menyampaikan kepada kamu sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh?” (QS. Al-Anbiya; 21:109).
Kelima, Nabi Muhammad SAW benar-benar di atas petunjuki yang lurus. Firman Allah
SWT: “:Bagi setiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang (harus) mereka amalkan. Mereka sekali-kali tidak boleh membantahmu (Nabi Muhammad) dalam urusan (syariat) itu dan serulah (mereka) kepada Tuhanmu. Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar berada di atas petunjuk yang lurus.” (QS. Al-Hajj; 22:67).
Keenam, para pengikut Nabi apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, yang tidak
bermanfaat bagi kebaikan hidup dunia dan akhirat, mereka memelihara kehormatan diri mereka
dengan berpaling darinya.
Firman Allah SWT: “Apabila mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), kami tidak ingin (bergaul dengan) orang-orang bodoh.” (QS. Al-Qashash; 28:55).
Baca Juga: Orang tua harus waspadai penculikan anak bermodus pacaran, ini yang berhasil diungkap polisi
Ketujuh, berdebat dengan ahlikitab dengan cara yang baik. Firman Allah SWT: “Janganlah
kamu mendebat Ahlulkitab melainkan dengan cara yang lebih baik, kecuali terhadap orang-orang yang berbuat zalim di antara mereka. Katakanlah, “Kami beriman pada (kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu. Hanya kepada-Nya kami berserah diri.” (QS. Al-Ankabut; 29:46).