SEORANG ibu muda, MY (38), tertangkap tangan memasok pil koplo ke anaknya yang sedang mendekam di Rutan Bantul beberapa hari lalu. Pil koplo bertulis Yarindo itu diselipkan di area kemaluannya, namun akhirnya ketahuan petugas ketika dilakukan pemeriksaan badan.
MY tak bisa mengelak, dan mengakui terus terang perbuatannya. Alhasil, ia pun harus mengikuti jejak anaknya yang mendekam di sel tahanan.
Saat ini seluruh jajaran Rutan di Indonesia sedang berbenah dan mengetatkan pengawasan terhadap pengunjung. Tujuannya agar jangan sampai terjadi penyelundupan narkoba ke Rutan, juga Lapas. Semua pengunjung pun diperiksa badan, sesuai dengan SOP. Tiba giliran MY, ketahuan di dalam celana dalamnya terselip 13 butir pil koplo.
Baca Juga: Kejati Jateng Eksekusi Yudhian Prasetyamukti Bandar Arisan Online Japo di Semarang
Tentu ini fenomena menarik, seorang ibu memasukkan narkoba untuk anaknya yang berada di Rutan. Apa motif si ibu berbuat demikian ? Entahlah.
Yang jelas, polisi diharapkan mengorek keterangan sang ibu secara komprehensif, termasuk dari mana mendapatkan barang haram tersebut. Apakah ibu dan anak masuk dalam jaringan peredaran narkoba ? Ini tugas kepolisian untuk melacaknya.
Kita tentu mengapresiasi petugas Rutan Bantul yang cermat dan berhasil menggagalkan penyelundupan pil koplo di Rutan. Andai petugas lengah, apalagi mau disogok, niscaya kasus seperti di atas takkan terungkap.
Kasus ibu yang memasok narkoba untuk anaknya hendaknya menjadi pintu pembuka mengungkap kasus yang lebih besar. Sebab, boleh jadi masih ada kasus serupa lainnya yang belum terungkap.
Menyimpan narkoba di celana dalam, bahkan kemaluan, memang bukan modus baru. Namun seorang ibu menyelundupkan narkoba untuk anaknya, ini yang fenomenal. Boleh dibilang kasusnya sangat jarang. Sebab, umumnya seorang ibu berharap anaknya insyaf dan tidak mengonsumsi narkoba. Namun yang ini malah beda, seolah menyuruh anaknya untuk terus mengonsumsi narkoba.
Diduga antara ibu dan anak terjadi kongkalikong untuk menyelundupkan narkoba. Caranya dengan memasukkan ke dalam celana dalam dan berharap petugas lengah. Dugaan mereka keliru, karena petugas sangat cermat dan memeriksa detil setiap barang bawaan pengunjung.
Baca Juga: Tulus ikhlas untuk mengasuh anak pungut
Sekilas, tindakan petugas melaggar privasi. Padahal tidak demikian, karena justru dengan melakukan penggeledahan badan itulah penyelundupan barang haram tersebut terbongkar. Tentu bukan asal geledah, melainkan sesuai dengan standar dan tetap menghormati privasi seseorang. (Hudono)