Sifat-sifat mulia yang disebutkan di atas semuanya terkumpul di bulan Ramadhan. Karena orang beriman akan mengumpulkan pada dirinya amalan puasa, shalat malam Shalat Tarowih dan Witir, sedekah dan berkata yang baik di mana ketika berpuasa dilarang berkata kotor dan sia-sia.
Ketiga, dalam berpuasa setiap kita pasti ada kecacatan dan kekurangan, dan sedekah itulah yang menutupi kecacatan dan kekurangan tersebut. Oleh karenanya di akhir Ramadhan, kaum muslimin disyari’atkan menunaikan zakat fitrah. Tujuannya adalah menyucikan orang yang berpuasa.
Disebutkan dalam hadits, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan dari kata-kata kotor, juga untuk memberi makan kepada orang miskin.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).
Keempat, dapat naungan di hari ahir serta bebas dari siksa kubur. Rasulullah Saw
mengisahkan tentang tujuh jenis manusia yang mendapat naungan di hari akhir, hari yang tidak ada naungan lain selain dari Allah.
Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah: “Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari).
Rasulullah Saw bersabda: “Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani). (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si/Dewan Penasihat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kemantren Tegalrejo Kota Yogyakarta)