Lima aspek kecerdasan sosial anak dan upaya pengembangannya

photo author
- Rabu, 21 Februari 2024 | 17:00 WIB
Lima aspek kecerdasan sosial anak dan upaya pengembangannya (Dokumen Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si)
Lima aspek kecerdasan sosial anak dan upaya pengembangannya (Dokumen Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si)

Jika tidak memiliki kemampuan membawa diri ini, maka seseorang akan terus dianggap sebagai orang luar yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.

Ketiga, bersikap jujur dan dipercaya, yaitu bagaimana seseorang selalu bersikap jujur dan dapat dipercaya apabila diberikan suatu kepercayaan. Jujur adalah upaya untuk selalu menyelaraskan perbuatan dan perkataan.

Keinginan untuk jujur menyebabkan seseorang dapat dipercaya dalam tindakan, ucapan, dan aksi nyata setiap hari. Syarat menjadi orang yang dapat dipercaya adalah besikap jujur, tidak mengingkari hati nurani dan perkataan serta
perbuatan selalu dijaga agar yang tampak keluar adalah benar-benar bersumber dari hati nurani atau kata hati. Bagi orang-orang yang seprti ini dapatlah dikatakan sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur.

Keempat, Charity, yakni motivasi untuk membantu orang lain yang membutuhkan
dengan tujuan derma, kebajikan, amal, dan rasa belas kasihan serta kemurahan hati.

Juga bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengajak dan meyakinkan seseorang, yaitu sejauh mana seseorang dibekali kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan idenya secara persuasif sehingga orang lain bisa menjelaskan metode yang kita terapkan kepada orang lain dan bisa menerimanya dengan penuh kesadaran.

Dorongan banyak membantu orang lain ini akan menjadikan seseorang mudah berkorban kepentingan sendiri demi kesenangan dan kebahagiaan orang lain.

Kelima, empati, yakni respon afektif dan kognitif yang kompleks pada distres
emosional orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.

Juga dimaknai sebagai penilaian sejauh mana seseorang dapat berempati pada gagasan dan penderitaan orang lain. Sejauh mana seseorang memiliki memiliki keterampilan untuk bisa mendengarkan, memahami pikiran orang lain, dan melakukan aksi nyata untuk meringankan penderitaan orang lain.

Bagaimana seseorang dapat memahami orang lain dan mampu untuk menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi secara baik dan solutip. (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si) *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X