HARIAN MERAPI - Ada empat syarat tawakal yang benar, di antaranya adalah hanya kepada Allah saja.
Kata tawakkal berasal dari bahasa Arab dengan kata dasarnya wakilun. Dalam kamus-kamus bahasa, seperti kamus Al-Munjid disebutkan, kata wakil/wakilun diartikan sebagai menyerahkan, membiarkan, serta merasa cukup (pekerjaan itu dikerjakan oleh seorang wakil).
Tawakal kepada Allah adalah suatu sikap mental seseorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam ajaran tauhid ia
diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuan-Nya Maha Luas.
Dia lah yang menguasai dan mengatur alam semesta dengan segala isinya ini.
Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah SWT, setelah melaksanakan sunatullahnya yakni berusaha dan berdoa kepada-Nya.
Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa khawatir dan gelisah, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
Dari Umar bin Al-Khaththab RA berkata, bahwa Nabi SAW bersabda, “Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi
pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al-Hakim).
Barangsiapa berjalan di muka bumi ini sambil mengharap karunia dan rezeki Allah Azza wa Jalla, niscaya ia termasuk orang-orang yang berhak menerima dan menikmatinya.
Sebaliknya, barangsiapa yang hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan, maka ia termasuk orang-orang yang tidak berhak menerima karunia Allah Azza wa Jalla.
Salah satu fungsi agama bagi umatnya adalah fungsi sublimatif, dalam artian semua amalan duniawi yang dikerjakan dengan penuh ketekunan dan disertai dengan niat yang benar serta tidak menyimpang dari hukum-hukum Islam, merupakan ibadah (ibadah ghairu mahdhah).
Jerih payah seseorang dalam mempertahankan eksistensi diri, hidup dan kehidupannya, demi kehormatan diri dan keluarganya, atau demi berbuat baik terhadap kerabat dan tetangganya, atau demi membantu usaha-usaha dakwah dan sosial serta menegakkan kebenaran, itu termasuk dalam kategori jihad fii
sabîlillâh (berjuang di jalan Allah).
Tawakal kepada Allah disebut di dalam Kitab Suci al-Quran tidak kurang dari 30 kali yang tersebar dalam 19 surah yang berbeda seperti surah Ali Imran ayat 122, Al Maidah ayat 11, Al A'raf ayat 89.
Sedangkan para ulama menyampaikan empat syarat terwujudnya sikap tawakal yang benar, yaitu;