HARIAN MERAPI - Muslim kaffah sebagai visi pembelajaran Agama Islam di Sekolahm-Madrasah.
Visi tentang pembelajaran agama Islam yang dimaksud di sini adalah mencoba
membedakan antara pengajaran tentang Islam (teaching about Islam) dan pembelajaran tentang bagaimana menjadi seorang muslim (teaching about being moslem).
Pada umumnya para pendidik muslim dalam pengajarannya lebih menekankan tentang informasi dan fakta-fakta tentang Islam (fact about Islam), karena hal ini memang lebih mudah dan sebenarnya merupakan pendekatan yang kurang diperlukan.
Baca Juga: Komunitas AMAN Resmi Dukung Pasangan Prabowo-Gibran untuk Pilpres 2024
Karena kita memang belum menjumpai suatu bentuk pengembangan program yang sistematik untuk melakukan proses pembelajaran generasi kita untuk ''menjadi muslim” (being moslem).
Karena hal ini memang memerlukan upaya yang lebih rumit dan pemahaman yang mendalam, baik berkaitan dengan karakter ilmiah generasi muslim maupun ajaran Islam itu sendiri.
Visi sebenarnya dari pembelajaran Islam itu bukanlah 'mengisi' otak generasi muda dengan informasi-informasi tentang Islam, tetapi lebih terletak pada bagaimana mangajarkan pada generasi muda untuk menjadi muslim yang baik (kaffah).
Karena itu, visi pembelajaran agama Islam perlu perpijak pada pemahaman yang utuh bahwa pesan-pesan Islam itu harus memfokuskan pada pengembangan kepribadian (personality) dan akhlak generasi, serta lebih memperhatikan pada kebutuhan dan harapan riil masyarakat kita (relevansi sosial).
Baca Juga: TNI Manunggal Air di Gunungkidul, 5 Titik Air Bersih Atasi Krisis Air
Di samping itu, pembelajaran itu juga perlu mempersiapkan generasi muda dengan daya kritis (critical thinking) dan keterampilan memecahkan masalah (problem solving skill) yang sangat diperlukan dalam peran sertanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam konteks inilah, maka visi pembelajaran Islam harus mampu mengembangkan beberapa muatan berikut; 1) bermakna (meaningful), 2) terintegrasi (emosional, sosial, intelektual dan fisik), 3) berbasis nilai Islam,
4) menantang (challenging), 5) menawarkan sesuatu yang baru (up-to date). Implementasinya, lembaga-lembaga pendidikan Islam (khususnya madrasah-madrasah, pondok pesantren, perguruan tinggi Islam dan sebagainya)
juga masyarakat Islam (khususnya orang tua) harus mampu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana generasi itu tumbuh dan belajar.
Kita harus paham mengenai proses pengembangan moral dan metode yang efektif dalam proses pembelajaran.
Baca Juga: Ini yang harus diketahui keluarga penderita kanker tentang radioterapi eksternal dan internal
Dengan begitu, maka generasi kita akan tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang memiliki moralitas yang tinggi, yang merupakan sinergi antara akal, rasa dan nurani dan sekaligus memiliki peluang-peluang untuk tahu dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam secara nyata dalam kehiudupan sehari-hari.