HARIAN MERAPI - paling tidak ada delapan langkah syaitan sesatkan manusia, di antaranya dengan waswasah atau bisikan
Jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari api, mukallaf seperti manusia, di antara mereka ada yang patuh dan ada yang durhaka. Yang pertama kali durhaka adalah iblis dan anak cucunya disebut syaitan.
Orang yang secara sadar atau tidak menjadi pengikut syaitan disebut Hizbus
Syaitan, sebagaimana firman-Nya:
Baca Juga: Waspadai peredaran obat palsu, begini modus pelaku
“Syaitan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa golongan syaitan itulah
golongan yang rugi. Orang-orang munafik itu menjadi pendusta karena diri mereka sepenuhnya dikendalikan Iblis”. (QS. Al-Mujadalah; 58:19).
Untuk dapat menguasai dan membuat manusia lupa dengan Allah, Syaitan menempuh dua cara; yaitu tadhlil (menyesatkan) dan takhwif (menakut-nakuti) untuk menyatakan kebenaran.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh syaitan dalam menyesatkan manusia adalah:
Pertama, dengan waswasah (bisikan) sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah, “Aku
berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.“ (QS. An-Naas; 114:1-6).
Kedua, nisyan (lupa), sebagaimana firman-Nya: “Apabila engkau (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Dan jika syaitan benar-benar menjadikan engkau lupa (akan larangan ini), setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama orang-orang yang zalim.” (QS. Al-An’am; 6:68).
Ketiga, tamani (angan-angan kosong) sebagaimana firman-Nya:
“Dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya).” Barangsiapa menjadikan syaitan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.” (QS, An-Nisa’; 4:119).
Keempat, wa’dun (janji palsu), sebagaimana firman-Nya: Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku, tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku
sekali-kali tidak dapat menolong kalian, dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.” (QS. Ibrahim; 14:22).
Kelima, kaidun (tipu daya), sebagaimana firman-Nya: “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, maka perangilah kawan-kawan syaitan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah.” (QS. An-Nisa’; 4:76).