Mengapa mahasiswi nekat bunuh diri, ini antara lain penyebabnya

photo author
- Jumat, 20 Oktober 2023 | 11:00 WIB
ilustrasi (dok harianmerapi.com)
ilustrasi (dok harianmerapi.com)



DUNIA pendidikan, khususnya perguruan tinggi, heboh menyusul peristiwa bunuh diri yang dialami seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta di Yogya, SM (18) asal Bandar Lampung. SM meloncat dari lantai IV asrama yang ia tempati. Ketika dibawa ke rumah sakit, yang bersangkutan dalam kondisi sudah meninggal.

Selama ini ada anggapan pelaku bunuh diri umumnya sudah berusia lanjut, sakit-sakitan dan miskin.

Kasus terbanyak terjadi di Gunungkidul. Hampir setiap tahun dipastikan ada peristiwa bunuh diri, bahkan dalam sebulan bisa dua kali. Umumnya akar persoalannya adalah ekonomi. Selebihnya, putus cinta, bagi kalangan remaja, meski persentasenya lebih sedikit.

Baca Juga: Delapan fungsi keluarga dalam mendidik anak

Banyak yang kaget mengapa SM nekat bunuh diri. Sebelumnya sudah terdeteksi bahwa yang bersangkutan mengalami depresi. Bahkan sebelum nekat loncat dari lantai IV asrama, SM mencoba bunuh diri dengan menelan dua puluh pil obat pusing, namun nyawanya terselamatkan. Berikutnya, ia sempat berujar bila loncat dari lantai IV apakah bisa mati, dan hal itu direalisasikannya.

Pertanyaannya, apakah selama ini SM tak pernah mendapat pendampingan dari kampusnya ? Berdasar keterangan, yang bersangkutan sebenarnya telah mendapat pendampingan dari kampus terkait dengan kondisi depresinya.

Artinya, kondisi depresi yang dialami SM sudah terpantau kampus. Namun entahlah, mungkin luput dari pemantauan, SM mengambil jalan pintas bunuh diri dengan cara meloncat dari lantai IV asrama.

Baca Juga: Mengenal gerakan 'jimpitan' inisiasi dari Wali Kota Magelang untuk entaskan kemiskinan

Nampaknya ia melakukannya bukan karena faktor ekonomi, tapi faktor lain. Apalagi saat ini kampus tempatnya menimba ilmu, banyak mengakomodasi mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi, antara lain dengan memberi keringanan pembayaran SPP dan sebagainya. Lantas, karena faktor apa ia bunuh diri ?

Meski kasus ini dihentikan demi hukum, lantaran tidak ada tanda-tanda penganiayaan, polisi tetap perlu mencari motif mengapa yang bersangkutan bunuh diri. Kalaupun SM mengalami depresi, apa penyebabnya ?

Kasus di atas menggambarkan betapa orang yang punya kapasitas intelektual pun bisa berbuat nekat, membunuh diri sendiri. Dari peristiwa tersebut, kiranya perguruan tinggi perlu lebih intens memantau mahasiswanya.

Baca Juga: OJK denda BCA sebesar Rp100 juta, ini pelanggaran yang dilakukan

Mereka yang mengalami masalah harus mendapat pendampingan sedini mungkin agar tidak berbuat nekat. Lebih dari itu, matakuliah agama yang lebih banyak mengajarkan budi pekerti hendaknya lebih diintensifkan, bukan hanya pada teori tapi juga praktik sehari-hari. Dengan cara itulah diharapkan mampu meminimalisasi perilaku nekat, bunuh diri dan sebagainya. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X