Pengembangan kreativitas dan etos kerja, antara Al-Qur’an dan N-Ach Theory

photo author
- Selasa, 3 Oktober 2023 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Bagaimana pengembangan kreativitas dan etos kerja, antara Al-Qur’an dan N-Ach Theory?

Guna mngenali potensi seseorang dan mengenal bidang ilmu serta lapangan kerja sebaiknya sudah dilakukan semenjak masa kanak-kanak.

Berbagai usaha untuk mengenalkan hal ini tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan dan usia anak.

Baca Juga: Ini Metode Kampanye yang Berpotensi Menimbulkan Pergerakan Massa

Usaha itulah yang sering disebut dengan bimbingan karir anak, yang merupakan tugas dari pendidikan anak sejak dini.

Penanggung jawabnya adalah semua komponen atau lingkungan pendidikan anak yang secara garis besarnya terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan tempat ibadah.

Itulah Catur Pusat Pendidikan Anak yang harus disinergiskan dalam rangka mencapai tujuan pengembangan kreativitas dan etos kerja anak sejak dini.

Teori Kebutuhan Berprestasi (Need for Achievement Theory) atau yang lebih dikenal sebagai N-Ach Theory dari David McClelland menyatakan adanya dorongan untuk motivasi dalam hal capaian prestasi atau untuk berprestasi dalam berbagai hal.

Semua orang harus mempunyai dorongan untuk berprestasi. Biasanya orang-orang yang mempunyai dorongan berprestasi tinggi tersebut bersifat realistis.  Setiap orang mestinya mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan prestasinya
masing masing.

Baca Juga: Marak Perundungan di Kalangan Pelajar, Polres Sukoharjo Tingkatkan Police Go To School

Sebagai contoh misalnya dalam berbagai bidang dan hal untuk pelajar, mahasiswa, dan karyawan yang bekerja di suatu perusahaan, mestinya mempunya dorongan untuk berprestasi.

Pencapaian prestasi yang maksimal akan membanggakan banyak fihak. Keterkaitan dengan N-Ach Theory ini, firman Allah SWT: “Maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah; 94:7-8).

Ayat ketujuh mengajarkan agar manusia harus terus bekerja (dengan kemampuan kreativitas yang dimilikinya) menuju kepada capain prestasi yang maksimal.

Namun ada perbedaan yang prinsipil antara pandangan Al-Qur’an dengan David McClelland, yakni Islam tidak menyuruh orang bekerja dengan menjadikan pekerjaan sebagai beban bagi dirinya sendiri.

Manusia disuruh bekerja keras itu harus menikmati hasilnya dengan bergembira dan bersyukur atas karunia Allah tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X