Beliau mampu melakukan hal ini karena hatinya dihiasi dengan kesabaran dan disinari dengan sikap zuhud, hatinya tidak terikat dengan masalah keduniaan.
Karena kedermawanannya, Rasulullah tidak pernah menolak orang yang meminta-minta kepadanya dengan alasan sedang tidak berkecukupan dalam hidupnya. Ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw.,
Sedekah yang bagaimanakah yang paling utama? Rasulullah menjawab, “Yaitu sedekah yang kamu berikan di saat kamu dalam keadaan sehat dan masih punya semangat tinggi, masih punya harapan untuk kaya dan khawatir miskin. Jangan kamu menunda-nunda (memberi sedekah) hingga nyawa sampai tenggorokan dan kamu baru berkata, untuk fulan mendapat bagian sekian, fulan mendapat bagian sekian dan yang ini untuk si fulan.” (HR. al-Bukhari).
Ada seorang sahabat lagi yang bertanya, Amalan-amalan Islam yang bagaimanakah yang paling baik?
Rasulullah menjawab, “Kamu mau memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.”
Rasulullah pernah berkata kepada Asma binti Abu Bakar, “Berinfaklah.Janganlah kamu menghitung-hitung (hartamu/kikir ), nanti Allah akan menghitung (kejelekan-kejelekan)mu. Jangan pula kamu menyembunyikan (hartamu), nanti Allah akan menyimpan (kejelekan-kejelekanmu untuk kemudian dibeberkan di hari Akhir).”
Marilah kita meneladani kedermawanan Rasulullah Muhammad Shallallaahu’alaihi Wa
Sallam dalam kehidupan di dunia yang tidak lama ini.
Teristimewa di era banyak ujian sebagaimana sekarang ini, peduli kepada si papa dan berbagai keterbatasan yang sedang dialami orang lain merupakan akhlak mulia yang akan membukakan pintu langit bagi kehidupan yang lebih baik. Inshaa Allah! (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si) *