Baca Juga: Pengalaman Horor Pipis Sembarangan, Sosok Hitam di Atas Pohon Trembesi Marah
Peta persaingan
Secara umum, peta persaingan pada Piala Thomas 2022 tidak jauh berbeda dengan edisi sebelumnya. Hanya saja, skuad Merah Putih harus mewaspadai kehadiran pemain-pemain baru dari tim lawan.
Komposisi pemain Indonesia di atas kertas lebih solid, namun tetap saja bukan jaminan. Skuad Merah Putih harus tetap fokus dan tak boleh memandang sebelah mata lawan.
Indonesia bakal mengarungi Thomas Cup 2022 tergabung di Grup A bersama Korea Selatan, Thailand, dan Singapura.
Korea Selatan memiliki deretan pemain yang menjadi andalan. Misalnya, tunggal putra Jeon Hyeok Jin memenangi Super 300 Korea Masters (12-17 April) dan ganda putra baru Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae yang memenangi Korea Open 2022.
Baca Juga: Antisipasi Antrian Panjang, Beberapa Destinasi Wisata Gunakan Alat Transaksi E-ticketing Portable
Sementara Thailand juga patut diwaspadai. Dengan status tuan rumah, skuad Negeri Gajah Putih diprediksi tampil dengan motivasi tinggi, meski deretan bintang mereka pada sektor ganda tidak diturunkan seperti Dechapol Puavaranukroh, Supak Jomkoh, dan Kedren Kittinupong.
Untuk tunggal putra, Thailand bakal mengandalkan pebulu tangkis muda yang memiliki peringkat 18 dunia, Kunlavut Vitidsarn, dan Kantaphon Wangcharoen yang berada di urutan 21 dunia.
Kemudian Singapura akan mengandalkan pebulu tangkis tunggal putra peringkat 10 dunia Loh Kean Yew. Untuk ganda, Negeri Singa tidak begitu spesial karena pemain terbaik mereka yakni Terry Hee/Loh Kean Hean berada di peringkat 60 dunia.
Baca Juga: Mengisi Hari Lebaran Ala Presiden Jokowi, Pilih di Jogja, Ini Aktivitasnya
Melihat peta kekuatan di Grup A, Indonesia diprediksi bisa melewati fase penyisihan. Bahkan, punya potensi besar untuk bisa mempertahankan gelar juara sekaligus mempertegas dominasi di Piala Thomas dengan gelar ke-15.
Semoga momentum kebangkitan pada 2021 di Piala Thomas 2020 dapat berlanjut pada tahun ini. Kemenangan atas China dengan skor 3-0 pada final tahun lalu mengembalikan kejayaan Indonesia setelah paceklik selama dua dekade.
Hanya saja kala itu bendera Merah Putih tidak berkibar di Denmark karena sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
Tentunya, tahun ini besar harapan Merah Putih berkibar di Negeri Gajah Putih.*