Wahyu tampaknya lapar, ia lahap habis semua yang disuguhkan, lemper dan apem di atas piring pun tak tersisa.
Wahyu berbincang lepas dengan kakek tua bertubuh bungkuk itu.
Sementara Widya lebih senang melihat Sang Penari yang mampu membuat semua orang terhipnotis untuk terus melihat tariannya.
Entah berapa lama pentas itu, tapi akhirnya selesai juga ketika si penari turun panggung.
Bersamaan dengan berakhirnya pentas, sepeda motor pun berhasil diperbaiki.
Sebelum pergi, Wahyu dan Widya berpamitan serta ucapkan terima kasih kepada penduduk misterius yang sudah mau menolong mereka yang kesusahan.
Baca Juga: KKN di Desa Penari (Versi Widya) Bagian 10: Bahaya, Apa Benar Widya Sedang Diincar Demit?
Si kakek bungkuk mengangguk dan berpesan kepada mereka untuk hati-hati.
Ia pun memberikan bingkisan dan menunjukkan isinya kepada Wahyu dan Widya, itu adalah jajanan yang dihidangkan tadi.
Jajanan berbungkus koran itu mereka terima, lalu keduanya melanjutkan perjalanan.
Wahyu tidak sadar, yang ia santap itu adalah suguhan di kampung demit.*