film

Dusner karya MM Kine Klub UMY raih Juara 1 Festival Film Pendek Berbahasa Daerah 2022

Selasa, 1 November 2022 | 10:00 WIB
Proses syuting film pendek “Dusner” karya UKM MM Kine Klub UMY. (Foto: Dok BHP UMY)


HARIAN MERAPI - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud-Ristek RI menggelar Festival Film Pendek Berbahasa Daerah 2022, baru-baru ini.

Film pendek berjudul Dusner karya Unit Kegiatan Mahasiswa Muhammadiyah Multimedia Kine Klub Universitas Muhammadiyah Yogayakarta (UKM MM Kine Klub UMY) berhasil terpilih menjadi juara satu.

Menurut produser Dusner, Umar Al Jufri, keberhasilan yang diraih tersebut sebanding dengan usaha yang telah dilakukan oleh ia dan timnya.

Baca Juga: Banyak Baladewa kehabisan tiket, Dewa 19 siapkan tiket live streaming konser 30 Tahun Berkarya di JIS Jakarta

“Di setiap pembuatan film kami memiliki target untuk bisa juara. Kami sangat bersyukur film pendek Dusner bisa terpilih menjadi juara satu. Hasil ini sesuai dengan usaha dan perjuangan kami, baik dari pra-produksi hingga pasca-produksi,” terangnya.

Dijelaskan Umar, festival Film Pendek Berbahasa Daerah 2022 diikuti oleh ratusan peserta, baik dari kategori SMA/SMK/Sederajat maupun kategori mahasiswa/umum.

“Dalam tahapan atau proses pembuatan film pendek Dusner, kami menemui beberapa kendala seperti pemilihan aktor, penerjemahan naskah, dan set up lokasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Berolahraga rutin baik untuk kesehatan jantung, begini saran dokter

Lebih lanjut Umar mengungkapkan, film pendek Dusner mengusung tentang penyelamatan bahasa daerah Papua, sehingga merasa agak kesulitan mencari aktor yang asli dari Papua.

Termasuk juga penerjemahan naskah, sebab timnya menginginkan tak memakai bahasa Papua yang di EYD-kan, tapi bahasa asli dari beberapa suku di Papua.

Selain itu, pemilihan lokasi juga menjadi kendala, karena memerlukan setting hutan yang seperti di Papua sekaligus pembuatan rumah honai. “Namun, akhirnya kendala tersebut bisa teratasi berkat bantuan teman-teman komunitas dari Papua yang turut membantu dalam mengarahkan dan memberi saran dalam proses pembuatan film ini,” papar Umar.

Baca Juga: Penonton lebihi kapasitas Istora Senayan, polisi cabut izin konser Berdendang Bergoyang

Sementara itu sutradara Dusner, Yusuf Hayy mengatakan, meski menemui sejumlah kendala, proses pembuatan film pendek tersebut tak memakan waktu lama.

“Sekitar 1,5 bulan saja, tahapannya antara lain pre-production meeting sekitar 3 minggu. Lalu proses produksinya 3 hari, dan pasca-produksi 1 bulan,” ungkapnya.

Menurutnya, ada sekitar 30 orang kru yang ikut terlibat dalam proses pembuatan film pendek Dusner. Adapun pemilihan bahasa daerah Dusner, dari Papua yang diangkat dalam film ini datang dari keresahan ia dan timnya atas banyaknya bahasa daerah yang mulai punah di Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini