harianmerapi.com – KKN di Desa Penari menyajikan 2 kisah dalam sudut pandang yang berbeda, yakni versi Widya dan Nur Story.
Setelah menyajikan cerita KKN di Desa Penari versi Widya, kini giliran Nur Story yang diangkat.
Dua versi cerita KKN di Desa Penari itu, sama-sama diunggah akun Twitter Simple Man @SimpleM81379523 pada bulan Juli 2019 lalu.
Baca Juga: Bus Pariwisata Tabrak Tiang Listrik di JJLS Gunungkidul, Dua Cedera
harianmerapi.com mencoba menulis ulang kisah KKN di Desa Penari (Nur Story) dengan melansir thread akun Twitter Simple Man @SimpleM81379523.
KKN di Desa Penari (Nur Story) Bagian 2 : Penari tahu jika tamunya akan datang.
Termenung di tepi Hutan D*********, suasana hutan semakin gelap menjelang petang, membuat suasana semakin tegang.
Tapi, memang ada yang sedang Mas Ilham tunggu. “Iku wong desone, mlebune kudu numpak montor, gak isok numpak mobil soale (Itu warga desa datang menjemput, masuknya harus naik motor, tidak bisa pakai mobil).”
Baca Juga: Terminal Dhaksinarga Wonosari Gunungkidul Berangkatkan Lebih dari 8.300 Penumpang Arus Balik
Mereka pun berangkat, membonceng 3 sepeda motor yang sudah dipersiapkan warga desa.
Jalan yang dilalui di dalam hutan itu adalah setapak, yang permukaannya tidak rata, membuat Nur harus berpegangan pada jaket bapak yang memboncengnya.
Nur menerawang, membayangkan apa yang akan dihadapi di depan, sebuah desa di tengah hutan.
Hingga ia melihat sesuatu yang ganjil, seorang penari menari di atas batu. Kilatan matanya tajam, parasnya elok dan cantik.