HARIAN MERAPI - Pameran lukisan Painting Explorer ke-3 'Negeri di Cloud', akan digelar 1 Juni hingga 1 September 2024 di Loman Park Hotel Jogja.
Pameran ini tergolong unik karena hasil kuliah online di YouTube. Para seniman civitas akademika Kampus Seni Lukis Painting Explorer, akan menyuguhkan lukisannya setelah karya tersebut didiskusikan di kanal YouTube Painting Explorer.
Pameran Lukisan Painting Explorer ke-3 kali ini mengangkat tema "Negeri di Cloud". Frasa ini merupakan pengembangan imajinasi negeri di awan yang kerap menjadi bayangan indah di masa kecil ke kondisi negeri di cloud, yaitu jaringan internet yang penuh kemudahan sekaligus menyimpan masalah teknologi informasi.
Baca Juga: Dokter ingatkan macam-macam kelainan pada kelenjar tiroid, ini cirinya
Kehidupan negeri di awan kerap menjadi lamunan ketika memandang langit yang dihiasi mega putih. Imajinasi itu semakin kuat saat terbang di atas awan. Kedamaian dan nirkegaduhan seakan terjamin di sana.
Sementara itu, awan yang dalam bahasa Inggris disebut cloud memiliki konotasi tersendiri dalam dunia digital. Komputasi awan atau cloud computing menjadi alam kehidupan unik di sana, di atas sana, atau seakan-akan di atas awan sana.
Meskipun sesungguhnya cloud adalah jaringan internet antar komputer, ketika mengunggah file, bayangan yang ada seakan menerbangkannya ke atas awan.
Apapun jenis file kini dapat diterbangkan ke cloud, tempat yang sangat luas tak tahu batasnya di mana. Namun benarkah kehidupan negeri di cloud seindah negeri di awan?
Baca Juga: Pendidikan aqidah merupakan aspek pendidikan fundamental dalam keluarga Luqman al-Hakim
Mengapa ada sampah di awan internet? Mengapa ada jejak digital di cloud? Imajinasi para seniman Painting Explorer mewujudkannya lewat lukisan.
M. Rizqon F. lewat lukisan “Berlayar diantara Data, Realita, dan Sampah” menggambarkan kehidupan di era sosial media ini sebagaimana berlayar di antara data, baik yang bermanfaat sesuai realita maupun informasi yang sifatnya sampah tak berguna.
"Jika kita tidak bijaksana memilah informasi yang masuk ke otak," kata Rizqon, "akan mempengaruhi perilaku secara individu maupun kolektif, dan tak lupa bahwa segala hal yang kita unggah di sosmed, cloud, kelak akan kembali pada kita manfaat atau mudharatnya."
Masih di Rizqon, ia juga mengangkat topik unik. Lukisannya yang berjudul “Raja Halu Negeri Cloud" menjadi sindiran atas realitas kekinian.
Seseorang dapat mencitrakan dirinya sebagai apapun yang dikehendaki dengan menciptakan identitas alternatif yang kemungkinan hanya sebuah halusinasi dirinya sendiri melalui aplikasi media sosial pada gawainya.