Harap Waspada, Fenomena La Nina Datang Lagi Hingga Februari 2021

photo author
- Sabtu, 30 Oktober 2021 | 09:21 WIB
Guna mengantisipasi banjir, petugas mengoperasikan ekskavator untuk mengangkut sampah organik dan anorganik di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (29/10/2021) (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Guna mengantisipasi banjir, petugas mengoperasikan ekskavator untuk mengangkut sampah organik dan anorganik di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (29/10/2021) (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

JAKARTA, harianmerapi.com - Kewaspadaan perlu ditingkatkan belakangan ini, dengan adanya cuaca ekstrem yang mulai terasa.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun telah memontoring terjadinya pendinginan suhu muka air laut di Samudra Pasifik ekuator sejak 10 hari (dasarian) pertama Oktober 2021 yang mencapai minus 0,61.

Kondisi tersebut menunjukkan telah terjadi fenomena La Nina, karena secara teori telah melewati ambang batas 0,5 sebagai syarat terjadinya La Nina dengan intensitas lemah.

Baca Juga: Motor 2 'Tak' Lagi Tren di Zaman Now, Banyak Diburu Anak Muda

Pada saat ini, pada dasarian tiga Oktober, penurunan suhu muka laut di Samudra Pasifik ekuator terus bertahan, bahkan termonitoring mencapai minus 0,92 dan jika mencapai satu, maka La Nina sudah mencapai level moderat atau menengah.

La Nina adalah fenomena yang dikontrol perbedaan suhu muka air laut antara Samudra Pasifik bagian tengah (ekuator) dengan wilayah perairan Indonesia, sehingga suhu muka laut di wilayah Indonesia menjadi lebih hangat.

Kondisi tersebut menyebabkan tekanan udara yang mendorong pembentukan awan dan berdampak terjadi peningkatan curah hujan.

Baca Juga: Rezeki Tak Kemana 1: Dizalimi Saudara Sendiri

Seperti pengalaman La Nina pada 2020, terjadi peningkatan curah hujan 20-70 persen lebih tinggi dari normalnya dalam sebulan.

Kondisi tersebut tentu semakin mengkhawatirkan terlebih lagi Indonesia saat ini memasuki musim hujan. Maka perlu diwaspadai potensi terjadinya peningkatan bencana hidrometeorologi.

BMKG bersama badan meteorologi dunia lainnya yang turut memantau fenomena La Nina memprediksikan La Nina tahun ini akan berdampak, setidaknya sama dengan 2020 pada level lemah hingga moderat dan akan bertahan hingga Februari 2021.

Baca Juga: Pajak Karbon Membuat Harga Mobil Hybrid Toyota Turun Hingga Rp 60 Juta

Berdasarkan pantauan BMKG, hingga pertengahan Oktober sebanyak 20 persen wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim hujan, namun sebagian juga masuk pada September.

Pada kejadian La Nina 2020, terjadi peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

Kondisi tersebut, menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, diprediksi peningkatan curah hujan secara konsisten sejak November hingga Januari 2022. Pada November, beberapa wilayah diprediksi akan meningkat curah hujan bulanan 70, bahkan dapat mencapai 100 persen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KPK OTT Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
X