"Pada kasus ini kita belum bisa menyimpulkan apa si pengemudi itu sudah melakukan hal-hal atau langkah-langkah yang seharusnya dilakukan," katanya.
"Atau ada hal lain yang mengganggu, sehingga si pengemudi tidak bisa mengendalikan kendaraan sebelum terjadi kecelakaan," lanjutnya.
Dia mengatakan, hasil olah TKP sementara ditemukan pecahan-pecahan patok pembatas jalan di dekat lokasi kecelakaan.
Dalam arti menurutnya infrastruktur untuk membantu pengemudi atau pengguna jalan dalam menunjang sisi keamanan sudah terpenuhi.
Baca Juga: Daftar Nama Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Bukit Bego Imogiri Bantul
"Artinya setelah kita cek rambu terpenuhi, infrastruktur terpenuhi, marka yang cukup jelas, nantinya semua ini akan kita himpun kemudian kita diskusikan bersama," ujarnya.
"Kita juga akan undang saksi ahli mekanik untuk jelaskan bus dari sisi mekanik, bagaimana sistem pengereman, kemudi, atau sistem mesin bermasalah," lanjutnya.
Kecelakaan itu berawal saat bus pariwisata dengan Nomor Polisi AD 1507 EH tersebut melaju dari arah timur ke barat atau dari Hutan Pinus Mangunan ke arah Imogiri melewati ruas Jalan Imogiri-Dlingo yang merupakan jalur wisata pada Minggu (6/2) sekitar pukul 13.30 WIB.
Baca Juga: Ajaib, 3 Balita Selamat Usai Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Imogiri Bantul yang Tewaskan 13 Orang
Akan tetapi saat di turunan Bukit Bego, bus tiba-tiba melaju tidak terkendali dan menghindar ke kanan karena ada mobil yang melaju pelan searah di depannya.
Karena bus oleng tidak terkendali maka menabrak tebing di utara jalan, dan terjadilah kecelakaan lalu lintas tunggal.
Jumlah penumpang bus pariwisata tersebut sebanyak 47 orang, dengan 13 orang meninggal dunia di TKP maupun saat perawatan di rumah sakit.
Sementara 34 orang sisanya mengalami luka-luka dan dirawat di beberapa rumah sakit. *