HARIAN MERAPI - Kasus kebakaran baik menimpa permukiman maupun lahan sejak kemarau di Gunungkidul tahun ini cukup tinggi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mencatat sampai dengan bulan Juni jumlah kasus sudah mencapai 32 kejadian dan terbanyak menimpa rumah hunian.
"Khusus bulan Juli belum ada sebulan jumlah kejadian kebakaran mencapai 5 kasus," kata Kasubag Tata Usaha UPT Damkar BPBD Gunungkidul, Ngadiyono.
Dalam perhitungan jumlah kasus yang terdata tahun ini jumlah kasus kebakaran paling banyak pada bulan Januari terjadi sebanyak 9 kejadian.
Kemudian pada Februari 6 kasus, Maret 3 kasus, April 2 kasus, Mei 7 kasus, dan Juni sebanyak 5 kasus dan pada bulan Juli memasuki semester kedua ada 5 kasus.
Kejadian terbaru, terjadi pada Selasa (16/7/2024) malam di Padukuhan Wukirsari, Kalurahan Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul. Tungku api dari mesin oven kayu beserta isinya terbakar.
Berdasarkan pada Rencana Induk Sitem Proteksi Kebakaran (RISPK), setidaknya perlu tiga belas wilayah manajemen kebakaran (WMK).
Pos induk damkar hingga saat ini masih belum ada dan sedang mengusulkan pembangunan pos induk di Kalurahan Siraman.
Namun, APBD Kabupaten tahun ini dialokasikan untuk Pemilu. "Akibatnya rencana pembangunan pos induk terpaksa batal," ujarnya. *