HARIAN MERAPI - Banjir di wilayah Kabupaten Kudus belum ada tanda-tanda berakhir karena hujan dengan intensitas tinggi masih turun.
Bahkan jumlah pengungsi banjir pun masih terus bertambah, tak hanya berasal dari warga Kudus sendiri, tetapi juga datang dari Desa Karanganyar Demak.
Banjir di Kudus yang sudah memasuki hari kelima ini, telah menyebabkan enam orang tewas dan seorang lainnya belum ditemukan.
Baca Juga: Netanyahu tak mau tunduk pada tekanan internasional, tetap serang Jalur Gaza
Salah satu korban yaitu Ronji (60) warga Desa Kaliwungu Kudus, baru saja ditemukan tewas oleh tim relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus bersama warga, Senin (18/3/2024).
Kasi Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Kudus, Ahmad Munaji membenarkan, banjir di Kudus telah menelan enam korban jiwa.
Tiga korban sebelumnya yaitu santri Pondok Pesantren (Ponpes) Assa'idiyah Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kudus, yang tewas tenggelam setelah perahu bocor dan terbalik.
Kemudian santriwati juga dari Ponpes Assa'idiyah, tewas setelah sepeda yang dikendarai di jalan usaha tani (JUT) tercebur ke area persawahan yang terendam banjir sedalam 180 cm hingga membuat korban tenggelam.
Baca Juga: Rentetan Masalah di Tubuh PSS Sleman pada BRI Liga 1 Musim 2023-2024 dari Teknis hingga Non Teknis
Setelah itu seorang pelajar Fadil Lutfi Kamaludin (13) warga Desa Gulang Kecamatan Mejobo Kudus tewas tersengat aliran listrik di area banjir persawahan setempat. Seorang rekannya Reza (13) warga Desa Jepang Mejobo Kudus, selamat dari maut.
"Kelima korban tewas ditemukan pada Jumat pekan kemarin saat banjir mulai melanda Kudus," ujarnya.
Sedang korban meninggal keenam, Ronji ditremukan pada Senin pagi ini sejak dinyatakan hilang pada Sabtu 16 Maret 2024 sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca Juga: Hana Bank Kembali Salurkan Beasiswa Pendidikan Rp 1 Miliar untuk 100 Mahasiswa di Enam Universitas
Saat itu korban pamit dan pergi ke arah tanggul Sungai Welahan Drains (SWD) 1 untuk mengambil cabe sendirian.
