HARIAN MERAPI - Penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah tingkat SMP belum optimal dan perlu dilakukan pembenahan. Kendala besar dihadapi khususnya terkait sumber daya manusia (SDM) guru. Evaluasi terus dilakukan demi memajukan pendidikan.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Sukoharjo Viveri Wuryandari, Senin (13/2) mengatakan, banyak hal perlu segera dibenahi terkait penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah khususnya tingkat SMP.
Pembenahan meliputi SDM khususnya guru di sekolah tersebut. SDM harus disiapkan lebih dahulu dengan matang mengingat Kurikulum Merdeka ini penerapannya sangat berbeda dibandingkan kurikulum sebelumnya.
Baca Juga: Sambut Hari Valentine, berikut beberapa makanan atau minuman yang disajikan di sejumlah negara
SMP di Kabupaten Sukoharjo sendiri sudah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2022 lalu. Secara berharap sekolah menerapkan dan sampai sekarang dalam perkembangannya semua SMP sudah menggunakan Kurikulum Merdeka.
"Penerapan Kurikulum Merdeka ini khususnya di sekolah tingkat SMP dibidang kami memang diterapkan sambil jalan. Artinya diterapkan di sekolah dan dilakukan evaluasi. Hasilnya perlu segera dilakukan pembenahan khususnya terkait SDM guru," ujarnya.
MKKS SMP Sukoharjo menemukan belum semua guru di sekolah mampu menerapkan Kurikulum Merdeka. Banyak kendala dihadapi mengingat kondisi masing-masing SDM di sekolah berbeda. Kendala seperti dihadapi terkait usia sudah tua dan status non aparatur sipil negara (ASN).
Baca Juga: Puluhan siswa SD keracunan, Polres Kudus amankan pedagang jasuke dan cilor
Kondisi tersebut sangat berdampak pada penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah. Karena itu MKKS SMP Sukoharjo perlu melakukan segera pembenahan SDM.
"Kendala SDM dihadapi terkait implementasi aplikasi Kurikulum Merdeka yang ada. Mereka mengalami kesulitan dan terus berlanjut sampai sekarang," lanjutnya.
Viveri menjelaskan, dalam penerapan Kurikulum Merdeka SDM di sekolah khususnya guru dituntut mampu menguasai pembelajaran sekaligus teknologi. Sebab pembelajaran dilakukan dengan mengandalkan aplikasi. SDM yang tidak menguasai sangat berdampak pada belum optimalnya penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah.
"MKKS SMP Sukoharjo juga terus mencari solusi demi pembenahan SDM dengan melibatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), diklat dan workshop guru. Selain itu juga intensifikasi sarana dan prasarana yang ada di sekolah," lanjutnya.
Dengan upaya tersebut maka diharapkan pada Tahun Ajaran Baru 2023/2024 mendatang kemampuan SDM di sekolah lebih meningkat. Hal ini nantinya bisa berdampak pada peningkatan pembelajaran kepada siswa didik.
"Untuk sekolah negeri khususnya dibidang kami tingkat SMP semua sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Sedangkan swasta sebagian. Terus kami pantau penerapan dan dievaluasi," lanjutnya.