Peserta KKN skema kebencanaan pascabencana gempa Cianjur harus pegang 3 prinsip utama relawan, apa saja?

photo author
- Jumat, 30 Desember 2022 | 07:10 WIB
Salah satu nara sumber saat memberikan pembekalan kepada peserta KKN skema kebencanaan pasca bencana gempa Cianjur.  (Foto: Dok BHP UMY)
Salah satu nara sumber saat memberikan pembekalan kepada peserta KKN skema kebencanaan pasca bencana gempa Cianjur. (Foto: Dok BHP UMY)

HARIAN MERAPI – Mahasiswa peserta Kerja Nyata (KKN) skema kebencanaan pasca bencana gempa Cianjur dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akan diberangkatkan ke Cianjur, 19 Januari 2023.

Jumlah mahasiswa peserta KKN skema kebencanaan “Recovery Cianjur” tersebut totalnya ada 99 mahasiwa dan telah mendapatkan sosialisasi maupun pembekalan terkait recovery Cianjur yang diprakarsai oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY.

Salah satu nara sumber pembekalan yang dilaksanakan di Amphitheater Pascasarjana UMY, yakni Sekretaris Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Arif Nur Kholis, Kamis (29/12/2022). Ada pula perwakilan dari Search and Rescue (SAR) DIY.

Baca Juga: Hari ke-21 pencarian 8 korban tertimbun longsor akibat gempa Cianjur masih dilakukan tim SAR gabungan

Menurut Arif, segenap mahasiswa peserta KKN Skema Kebencanaan “Recovery Cianjur” atau yang akan diterjunkan di wilayah pasca bencana Cianjur harus memegang tiga prinsip utama relawan.

Ketiga prinsip tersebut, yaitu pastikan keamanan diri sendiri, pastikan keamanan lingkungan kerja dan pastikan keamanan masyarakat yang terdampak bencana.

“Keamanan diri sendiri adalah hal yang harus diutamakan, mengingat kita datang ke wilayah pascabencana untuk memberikan solusi atau pemecahan suatu masalah, bukan malah menimbulkan permasalahan baru,” tandas Arif.

Baca Juga: Pelatih gulat yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap atletnya ditetapkan sebagai tersangka

Sementara itu Rektor UMY, Prof Dr Ir Gunawan Budiyanto MP IPM saat sambutan pembukaan sosialisasi dan pembekalan peserta KKN skema kebencanaan “Recovery Cianjur” mengungkapkan, Muhammadiyah selalu berusaha lekat dengan prinsip menolong bagi siapa saja yang membutuhkan.

“Muhammadiyah selalu berkaitan dengan prinsip menolong sesama yang membutuhkan. Dalam hal bencana, antara lain ada organisasi MDMC yang berhubungan langsung dengan penyaluran bantuan bagi masyarakat terdampak bencana,” papar Prof Gunawan.

Sedangkan Kepala LPM UMY, Dr Ir Gatot Supangkat MP IPM ASEAN Eng mengungkapkan, bahwa LPM UMY menaruh perhatian lebih kepada bencana gempa di Cianjur.

Baca Juga: Puncak hujan di Bantul terjadi pada Januari hingga Februari 2022, bagaimana dengan daerah lain di DIY?

“Kami mencoba untuk memberikan bantuan pascabencana melalui KKN skema kebencanaan Recovery Cianjur,” jelas Gatot.

Menurutnya, mahasiswa UMY melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sudah melakukan riset dan sudah berkontribusi untuk pemulihan gempa di Cianjur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X