Ditambahkan Ibat, jika menggunakan bahan limbah atau kotoran sapi bisa yang agak basah. Lalu dicampur molase dan zat pengurai dengan tempat penyimpanan menggunakan ember 50 liter.
Ditambah pula limbah rumah tangga, seperti potongan sayur, buah busuk, kotoran hewan dan sisa bahan masakan yang tak dipakai.
Bahan-bahan tersebut dihancurkan dengan cara dicacah supaya cepat terurai dan menghemat tempat. Setelah semua bahan siap, kemudian dimasukan ke ember lalu diaduk dan ditutup untuk mempercepat proses fermentasi.
Selama 5 hingga 7 hari, pupuk harus dibuka dan diaduk sehari sekali untuk membuang gas metana dari kotoran hewan.
“Pupuk dapat digunakan setelah 1 minggu dan dengan takaran 1 cup gelas untuk 15 liter air,” jelas Ibat.
Salah satu anggota KWT Wigati, Ny Eva mengatakan, pelatihan pembuatan POC berbahan limbah ternak penting dapat memberi banyak manfaat.
Peserta pelatihan dapat juga menularkan ilmunya kepada warga Tirtohargo yang belum mengikuti pelatihan tersebut.
“Semoga pelatihan seperti ini bisa berkelanjutan, antara lain bisa memberi dampak positif bagi lingkungan dan sangat bermanfaat untuk masyarakat,” ungkapnya.*