Kemendikbud RI gandeng UMY gelar workshop Jurnal Terindeks Internasional di Jogja

photo author
- Rabu, 20 Juli 2022 | 21:25 WIB
Foto bersama sebagian peserta dan panitia workshop Jurnal Menuju Terindeks Internasional Bereputasi.  (Foto: Dok. BHP UMY)
Foto bersama sebagian peserta dan panitia workshop Jurnal Menuju Terindeks Internasional Bereputasi. (Foto: Dok. BHP UMY)

JOGJA, harianmerapi.com - Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendididikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Dirjen Dikti Kemendikbudristek RI) biasa menggelar kegiatan dengan menggandeng sejumlah pihak.

Baru-baru ini, Dirjen Dikti Kemendikbudristek menggandeng Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar Workshop Jurnal Menuju Terindeks Internasional Bereputasi Tahun 2022 di Hotel Grand Zhuri Jogja.

Acara dihandle langsung oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat sedangkan dari pihak UMY dari Lembaga Riset dan Inovasi (LRI).

Baca Juga: ETLE di Sukoharjo akan ditempatkan di 11 titik, dimana saja lokasinya?

Menurut plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Ir Teuku Faisal Fathani ST MT PhD IPU Asean Eng, Indonesia saat ini memiliki 14.000 jurnal.

“Dari 14.000, perlu diketahui jika saat ini Indonesia sudah memiliki 14.000 jurnal, 7.000 diantaranya sudah dievaluasi dan mendapat peringkat Sinta 6 sampai Sinta 1, 115 jurnal sudah terindeks scopus dan 180 jurnal yang menuju scopus internasional,” jelas Teuku.

Tak ketinggalan, lanjut Prof Teuku, pihaknya sudah banyak mengadakan coaching klinik dan juga workshop kepenulisan jurnal.

“Agar jurnal-jurnal kita bisa terindeks internasional bereputasi,” paparnya.

Baca Juga: Timnas Indonesia akan jajal tim dari tiga negara, ini dia calon lawannya...

Prof Teuku menambahkan, sejak 2014 silam, publikasi jurnal di Indonesia naik secara eksponensial. Dari segi jumlah, jurnal Indonesia sudah melampaui negara Malaysi dan Singapura, namun jumlah sitasi Indonesia masih rendah.

”Tingkat sitasi jurnal Indonesia masih rendah, satu jurnal Singapura sudah disitasi 5 kali dari pada jurnal peneliti Indonesia,” sambungnya.

Rektor (UMY), Prof Dr Ir Gunawan Budiyanto MP IPM menjelaskan, dalam sambutannya mengaku senang diberikan kepercayaan dari Dikti.

“Kami dari UMY sangat senang dan berterimakasih karena telah diberikan kepercayaan untuk turut andil dalam melaksanakan workshop kepenulisan jurnal ini. Dan kami siap digandeng untuk projek lainnya tak hanya masalah kepenulisan jurnal saja,” terang Gunawan.

Baca Juga: Kecelakaan maut di Salatiga, dua pelajar tewas terlindas truk di depan makam

Selain itu Prof Gunawan memandang jika agenda tersebut juga sangat penting sebagai kesadaran publikasi seorang cendekiawan bangsa. “Alhamdulillah level publikasi keilmuan kita sekarang sudah sama seperti Thailand dan Malaysia,” jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X