SLEMAN, harianmerapi.com - Prof. Dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K)., Ph.D resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2022-2027, menggantikan Prof Ir Panut Mulyono M.Eng D.Eng IPU, ASEAN Eng yang habis masa jabatannya.
Pelantikan dilakukan oleh Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM, Prof Dr Pratikno M Soc Sc di Balai Senat UGM, Jumat (27/5/2022).
Hadir pada kesempatan tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward O.S. Hiariej, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala BIG Muh Aris Marfai, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan Dirut BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 68: Anak Terlibat Perkosaan, Orangtua Berusaha Menutup Aib Keluarga
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.,Sc berharap agar Rektor UGM yang baru nantinya bisa mempersatukan energi dan kekuatan yang dimiliki UGM.
Saat ini UGM memiliki lebih dari 50 ribu mahasiswa sebagai potensi bangsa yang harus dikembangkan agar membawa universitas semakin menjulang tinggi dan mengakar kuat untuk kepentingan kemanusiaan, masyarakat, bangsa, dan negara.
"Selamat bekerja, kami titip ibu rektor untuk bisa mempersatukan kekuatan UGM menjadi bagian dari kekuatan Indonesia," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut Prof Ova Emilia menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk mengawal UGM selama lima tahun ke depan.
Ditegaskan, pihaknya berkomitmen terus memperkuat pendalaman dan penanaman jati diri UGM yakni sebagai Universitas Pancasila, Universitas Nasional,
Universitas Perjuangan, Universitas Kerakyatan dan Universitas Pusat Kebudayaan di lingkungan kampus serta menerjemahkannya dalam konteks terkini.
Saat ini, lanjutnya, universitas memasuki era perubahan besar dengan berbagai isu global seperti pandemi Covid-19, transformasi digital dan perubahan iklim telah mendisrupsi seluruh aspek kehidupan manusia termasuk tata kelola tridarma perguruan tinggi.
Menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang ada, Ova menekankan kembali posisi UGM menghadapi era perubahan besar ini. Pertama, UGM perlu hadir sebagai kampus penjaga persatuan, kebinekaan dan kebangsaan.
Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Luncurkan Lava Pijar Sejauh 1,8 Km Arah Barat Daya
Kedua, UGM harus mengambil posisi sebagai pemimpin transformasi institusi pendidikan tinggi di Indonesia.