JOGJA, harianmerapi.com - Tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta melaksanakan program pengabdian pada masyarakat yang berjudul Desain dan Pemodelan Purwarupa Inclusive Emergency Medical Shelter untuk Para Korban di Lokasi Bencana.
Program ini berlatar belakang bahwa wilayah Nusantara yang terletak pada pertemuan dua sabuk gempa pasifik yang sekaligus merupakan gugusan kawasan Pacifik Ring of Fire menjadikan wilayah kepulauan ini sebagai kawasan rawan bencana alam, terutama gempa bumi dan aktivitas gunung berapi.
Oleh karen itu, Inclusive Emergency Medical Shelter merupakan salah satu fasilitas yang sangat mendesak dibutuhkan dalam proses tanggap darurat, terutama untuk tindakan pertolongan medis yang bersifat universal di lokasi bencana alam.
Tim Pengabdian Masyarakat UKDW Yogyakarta beranggotakan Dr.-Ing Gregorius Sri WPU., S.T., M.Arch., Adimas Kristiadi, S.T., M.Sc., dr. Maria Silvia Merry, M.Sc., dr. Katherina Adisaputro, M.P.H., Agnes Margaretha Cahya Putri, dan Celza Leonara
Program pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan berbasis hasil penelitian pemodelan desain purwarupa untuk emergency shelter yang telah dilakukan pada bulan Maret – November 2021.
Program ini juga berhasil mendapatkan hibah Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2021 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Baca Juga: Rans Cilegon FC Bertemu PSIM Jogja di Babak Semifinal Liga 2, Ini Kata Raffi Ahmad
Dr.-Ing Gregorius Sri WPU., S.T., M.Arch selaku Ketua Tim Pelaksana mengungkapkan program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menghasilkan desain aplikatif dan model mock up purwarupa (prototype) inclusive emergency medical shelter yang sesuai dengan situasi kebencanaan.
Terutama konteks bencana alam yang terjadi di daratan yang kering (gempa bumi, erupsi gunung berapi, dan bencana kekeringan) dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat terdampak bencana, termasuk kelompok rentan dan kaum disabilitas.
Sementara itu Adimas Kristiadi, S.T., M.Sc., salah satu anggota tim, menambahkan hasil kajian teknis yang dihasilkan telah mencapai keluaran berupa desain shelter yang fleksibel (mudah dalam bongkar-pasang).
Baca Juga: Bukan Cinta Sejati 30: Kesedihan Anak adalah Kesedihan Orang Tua dalam Sebuah Kegagalan Rumah Tangga
Mudah dalam transportasi sekaligus mampu mengakomodasi kebutuhan ruang untuk tindakan medis dalam dimensi yang ergonomis tetapi efisien.
Substansi utama hasil penelitian ini adalah model terintegrasi antara aspek teknis berupa desain sistem konstruksi dengan aspek ergonomi ruang yang didasarkan pada kebutuhan dasar ruang untuk tindakan medis.
“Desain konstruksi shelter telah diuji kekuatannya dengan analisis perilaku struktur rangka menggunakan software aplikasi SAP2000. Tema inklusif sendiri merupakan aspek tambahan yang mengarahkan desain ergonomis yang bersifat universal."