HARIAN MERAPI- Musim kemarau menjadi salah satu momok yang tidak terelakan dalam pengelolaan hijauan pakan, sehingga menjadi kendala dalam penyediaan pakan hijauan.
Terlebih di Kabupaten Gunungkidul yang sebagian besar memiliki tanah kars, sehingga ketika musim kemarau dampak seperti kekeringan sangat terasa.
Padahal bidang peternakan termasuk menjadi mata pencaharian sebagian besar masyarakat setempat. Para pemilik ternak ruminansia pun banyak yang merasa prihatin, karena ketersediaan pakan hijauan kian menurun, bahkan bisa kehabisan stok.
Kondisi tersebut menjadi latar belakang tersendiri bagi Laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melakukan perbaikan mutu lahan dan pengembangan kebun hijauan di Duwet, Wonosari, Gunungkidul.
Salah satu tim PKM Fapet UGM, Nasih Widya Yuwono MP menjelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Kelompok Ternak Pertidadi.
Rangkaian kegiatannya, antara lain perbaikan lahan menggunakan konsep tribio dan paduan penggunaan kompos, abu, lindi, arang, dan mikrobia serta pengadaan sumur dangkal.
“Peningkatan mutu tanah dengan bahan alam menjadi kunci dalam menunjang pengembangan hijauan pakan sangat penting untuk kami lakukan”, tandas Nasih Widya Yuwono.
Baca Juga: Vinicius Junior resmi jadi warga negara Spanyol
Rekan Nasih, Nafiatul Umami PhD sebagai penemu rumput Gama Umami menambahkan, hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia, sehingga keberadaannya merupakan keharusan.
“Penyediaan tanaman pakan yang berkualitas tinggi dan tahan cekaman kekeringan penting bagi produktivitas ternak,” tutur Nafiatul Umami.
Ditambahkan, rumput Gama Umami merupakan pemuliaan dari rumput gajah lokal dengan menggunakan teknik pemuliaan dengan gama radiasi.
“Rumput Gama Umami telah mendapatkan tanda Daftar Varietas hasil pemuliaan dari Kementeriaan Pertanian,” tandasnya.