pendidikan

Tanamkan nilai budaya Jawa, SMK 1 Pundong Bantul tutup MPLS dengan permainan tradisional

Jumat, 15 Juli 2022 | 20:48 WIB
Para siswa saat memainkan permainan tradisional dalam penutupan MPLS di SMK Negeri 1 Pundong Bantul (Yusron Mustaqim)

HARIAN MERAPI - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pundong Bantul menggelar permainan tradisional di sekolah setempat, Jumat (14/7/2022).

Permainan tradisional yang diikuti kelas 10 tersebut sebagai rangkaian penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2022/2023 sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur budaya Jawa.

Kepala SMK Negeri 1 Pundong Bantul, Sutopo SPd mengungkapkan, dalam MPLS tahun ini sekolah memberikan materi permainan tradisional, pembinaan karakter dan falsafah Jawa.

Baca Juga: Cherisse siswa SD Muhammadiyah 1 Ngaglik Sleman yang sarat prestasi, sejak kecil hobi baca buku

"Dengan mengenalkan permainan tradisional ini diharapkan para siswa baru dapat menerapkan nilai-nilai luhur budaya Jawa," ujarnya kepada wartawan disela-sela kegiatan.

Disebutkan, sejumlah permainan yang dimainkan para siswa baru SMK Negeri 1 Pundong antara lain egrang, bakiak, gangsing, ketapel dan sumpit.

Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 288 siswa baru yang berasal dari empat jurusan yaitu Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Pengelasan, Teknik Audio Video serta Teknik Komputer dan Jaringan.

Kegiatan MPLS yang dilaksanakan sejak Senin 11 Juli 2022 tersebut telah dilakukan pengenalan sekolah, kesehatan reproduksi, pembinaan karakter,

Baca Juga: Keris yang bernilai adiluhung 11: Pamor disesuaikan dengan karakter pemilik, beras wutah banyak yang menyukai

keselamatan kerja, antisipasi kenakalan remaja dan mitigasi bencana dengan mengambil tema "Kembali ke Tradisi".

Untuk itu pihak sekolah menghadirkan nara sumber antara lain Polres Bantul, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Puskesmas Pundong dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Untuk tahun ini kami bekerja sama dengan Kraton dalam pengenalan permainan tradisional dan budaya Jawa.

Kami berharap anak-anak dapat ikut melestarikan permainan tradisional," imbuh Topo menjelaskan.

Baca Juga: Seminggu setelah Pak Dahlim tewas kecelakaan, warga heboh gerobak sampahnya jalan sendiri di waktu malam

Menurutnya bila tidak difasilitasi para siswa tidak mengetahui adanya permainan tradisional tinggalan nenek moyang.

Halaman:

Tags

Terkini