pendidikan

UMYGrace 2025 kembali digelar, pra-acara pembukaan ditampilkan tari Badui, begini harapan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya UMY

Jumat, 22 Agustus 2025 | 05:49 WIB
Suasana rangkaian acara pembukaan UMYGrace 2025, antara lain ada foto bersama sebagian panitia dan tamu undangan. (Foto: Dok.UMY)

“Keberlangsungan konferensi ini mencerminkan konsistensi UMY dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan ilmu pengetahuan global,” tandasnya.

Hal senada dipaparkan, Prof Dyah Mutiarin (Arin), konferensi tersebut, bukan hanya ajang berbagi ilmu maupun publikasi ilmiah. Tapi juga sebagai sarana strategis membangun kolaborasi riset internasional.

Termasuk pula sebagai upaya mencetak generasi akademisi yang mampu berkiprah secara global. Sehingga, UMYGrace 2025 mengusung empat fokus utama, yakni teknologi, energi terbarukan, ilmu kesehatan dan kebijakan publik.

“Keempat bidang ini menjadi ruang diskusi tentang isu-isu global seperti transisi energi, kesehatan masyarakat, transformasi digital, dan dinamika kebijakan publik,” tegasnya.

Ditambahkan, UMYGrace 2025 berhasil menjaring 149 naskah ilmiah dari 17 negara, misalnya Indonesia, Arab Saudi, Amerika Serikat, Taiwan, Singapura, Italia dan Inggris.

Pada saat pra-acara pembukaan UMYGrace 2025 ditampilkan seni tari tradisional, Tari Badui oleh dr Inggar Bagus Wibisana (alumni UMY) dan Egita Reza

Ada pula soloist from UKM SunShine Voice UMY oleh Resti Alfi Nadila (mahasiswa Fakultas Agama Islam UMY), dengan judul lagu: I Don't Want To Miss A Thing (Aerosmith).

Menurut Prof Arin, setiap ada kegiatan konferensi internasional, seni-budaya Indonesia bagian dari kearifan lokal selalu bisa ditampilkan, seperti tari tradisional.

“Ini termasuk bagian dari upaya agar kekayaan seni-budaya yang ada di Indonesia tetap bisa eksis ataupun tak ditinggalkan generasi penerus,” harapnya.*

 

 

Halaman:

Tags

Terkini