HARIAN MERAPI - Untuk memnangkitkan semangat membangun pendidikan tinggi yang unggul dan berdampak luas, Universitas Muria Kudus (UMK) kembali menorehkan pencapaian bersejarah dengan mengukuhkan dua Guru Besar dari dua bidang ilmu strategis berbeda.
Momentum ini tidak hanya menjadi penanda prestasi akademik, tetapi juga bentuk konkret Uiversitas Muria Kudus dalam menghadirkan pemikir-pemikir besar yang mampu menjawab tantangan zaman.
Bertempat di Auditorium Universitas Muria Kudus pada Rabu, 28 Mei 2025, suasana haru dan kebanggaan menyelimuti proses pengukuhan Guru Besar yang dihadiri oleh civitas akademika, keluarga, serta tamu undangan dari berbagai institusi.
Baca Juga: Kasus Ronald Tannur, Lisa Rachmat dituntut 14 tahun penjara dan profesi advokatnya dicabut
Dua akademisi terpilih yang resmi menyandang gelar tertinggi dalam dunia pendidikan tinggi tersebut adalah Prof Dr Ir Endang Dewi Murrinie MP dari Fakultas Pertanian dengan kepakaran di bidang Teknologi Benih.
Serta Prof Dr Ir Sugeng Slamet ST MT IPM dari Fakultas Teknik, ahli dalam bidang Material Maju. Keduanya merupakan sosok-sosok akademisi yang telah lama mengabdi, meneliti, dan berkarya di jalur tridarma perguruan tinggi.
Dalam sambutannya, Rektor UMK Prof Dr Ir Darsono MSi, menegaskan bahwa pengukuhan Guru Besar bukan sekadar seremoni formal, melainkan tonggak penting dalam perjalanan intelektual yang sarat makna.
“Yang kita saksikan hari ini bukan hanya lahirnya dua guru besar baru, tetapi juga lahirnya dua pemikir yang siap menyalakan obor peradaban di tengah gelapnya tantangan dunia,” ungkapnya.
Baca Juga: Nasabah Kini Bisa Apply Kartu Kredit Easy Card Lewat Website Resmi BRI, Makin Mudah dan Cepat Lho!
Ia menyampaikan tema khusus dalam pidatonya: "Guru Besar yang Mencerahkan Peradaban dan Berdampak", sebagai penegasan bahwa perguruan tinggi tidak boleh hanya menjadi menara gading, melainkan mercusuar yang menuntun masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.
“Guru besar adalah intelektual organik. Ia hadir bukan untuk menonton, tetapi untuk turut mencipta solusi atas krisis kemanusiaan, perubahan iklim, dan disrupsi teknologi."
"Ia hadir di tengah masyarakat, menyatu dengan realitas, dan menyalurkan ilmu yang tidak hanya canggih, tetapi juga bermakna dan membumi,” tutur Rektor Darsono.
Baca Juga: Kejari Salatiga serahkan uang hasil lelang rampasan Tipikor senilai Rp 841,6 juta
Dalam pidato ilmiahnya, Prof. Endang Dewi Murrinie menguraikan kontribusi keilmuan teknologi benih dalam mewujudkan misi besar pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Asta Cita.