“Saya menyerahkan sepenuhnya proses seleksi ini kepada panitia dari Dirjen GTK Kemendikbudristek," katanya.
"Adapun strategi yang kami lakukan adalah mengadakan kegiatan sharing dan coacing klinik dengan mengundang 2 orang guru penggerak dari SMA Muhi yang sebelumnya telah mengikuti dan lulus dari program ini angkatan sebelumnya," lanjutnya.
"Dua orang tersebut adalah Ganang Suseno, SE dan Ratna Pujiastuti, M.Pd," tambahnya.
"Program ini kegiatannya meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan. Para peserta masih tetap menjalankan tugas mengajar sebagai guru selama program,” paparnya.
Baca Juga: Lima Tips Rayakan Festival Lampion Waisak 2023 di Candi Borobudur
Ganang Suseno, SE selaku Guru Penggerak dari SMA Muhi yang telah lulus dan menjadi pemateri kegiatan sharing dan coacing klinik calon guru penggerak Angkatan 9 mengaku bangga bisa membantu teman sejawatnya mengikuti seleksi.
Sehingga 15 orang bisa lolos program guru penggerak 9 tahun 2023.
Menurutnya semakin banyak Guru Penggerak di suatu sekolah akan meningkatkan kualitas mutu pendidikan.
“Tujuan Guru Penggerak adalah mendorong komunitas belajar bagi rekan guru di sekolah dan lingkungannya," katanya.
Baca Juga: Teken MoU dengan Puspresnas, UMY Siap Jadi Tuan Rumah Kompetisi Jembatan Indonesia 2023
"Menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain untuk pengembangan pembelajaran di sekolah, memacu peningkatan kepemimpinan siswa di sekolah, menciptakan ruang diskusi positif dan kerjasama antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah," lanjutnya.
"Untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta menjadi pemimpin pendidikan yang memacu kesejahteraan ekosistem pendidikan di sekolah” pungkas Ganang Suseno, SE. *