Kampus di Yogya Ramai-ramai Bantu Mahasiswa Terdampak Bencana, Berikan Biaya Hidup hingga Pembebasan SPP

photo author
- Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Arsip - Warga mengamati sampah kayu gelondongan pascabanjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). Sampah kayu gelondongan tersebut menumpuk di pemukiman warga dan sungai pascabanjir bandang pada Selasa (25/11/2025).  (ANTARA FOTO/Yudi Manar )
Arsip - Warga mengamati sampah kayu gelondongan pascabanjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). Sampah kayu gelondongan tersebut menumpuk di pemukiman warga dan sungai pascabanjir bandang pada Selasa (25/11/2025). (ANTARA FOTO/Yudi Manar )

 

HARIAN MERAPI – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang meminta perguruan tinggi di wilayah DIY untuk memberikan keringanan kepada mahasiswa yang terdampak banjir di sejumlah wilayah di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh akhirnya direspons positif.

Kampus di Yogyakarta ramai-ramai memberikan keringanan biaya kuliah bagi mahasiswa yang terdampak bencana. Bantuan mulai dari bantuan biaya hidup hingga pembebasan SPP sampai lulus bagi mahasiswa dengan kategori sangat berat.

Sri Sultan menegaskan, langkah ini sejalan dengan tradisi dan nilai kemanusiaan yang selama ini dijunjung oleh DIY.

Baca Juga: Kondisi Pilu Pengungsi Paya Cukai, Aceh Utara, Warga Sakit Terpaksa Tidur di Luar Tanpa Obat-obatan

"Kami sudah kontak kampus-kampus di Yogya, kiranya ada keluarga yang di Sumatera ini punya anak atau apa yang jadi mahasiswa di Yogya. Saya mohon untuk bisa kami mendapatkan nama-nama itu," ujar Sri Sultan Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (9/12) lalu.

Menurut Sultan, DIY memiliki tradisi untuk membantu mahasiswa yang berasal dari daerah terdampak bencana. Terlebih, dalam kondisi seperti ini, tidak sedikit orang tua mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi sehingga tidak lagi mampu mengirimkan biaya hidup maupun biaya pendidikan bagi anak-anak mereka yang sedang menempuh studi di Yogyakarta.

"Secara tradisi, Yogya, mesti membantu mahasiswa yang kebetulan di tempatnya ada bencana. Selama ini sudah selalu kita lakukan. Kemungkinan orang tuanya tidak mampu untuk mengirim kiriman yang ada di sini," ungkapnya.

Baca Juga: Soroti Hasil Panen Cabe yang Melimpah usai Bencana di Aceh, Ferry Irwandi: Nangis karena Muterin Ekonomi Warga

Bentuk bantuan yang diharapkan antara lain berupa keringanan biaya kuliah serta dukungan biaya hidup (living cost). Sri Sultan menjelaskan, bantuan biaya hidup biasanya diberikan untuk jangka waktu delapan bulan, namun dapat diperpanjang apabila mahasiswa yang bersangkutan masih menghadapi permasalahan akibat dampak bencana.

"Bantuannya kita ringankan biaya kuliahnya, dan yang kedua untuk living cost. Biasanya delapan bulan, tapi kalau belum dan masih banyak problem, ya diteruskan," kata Sri Sultan.

Sri Sultan berharap pihak kampus dapat segera mendata mahasiswa yang terdampak dan berkoordinasi agar bantuan dapat disalurkan secara tepat sasaran. Langkah ini diharapkan dapat memastikan keberlangsungan pendidikan mahasiswa meskipun keluarga mereka sedang menghadapi situasi sulit akibat bencana alam.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Relaksasi KUR bagi Debitur Terdampak Bencana, Ini Rinciannya

Sejumlah perguruan tinggi di DIY telah merespons permintaan tersebut dengan menyalurkan berbagai bentuk bantuan bagi mahasiswa terdampak banjir di Sumatera dan Aceh. Bantuan yang diberikan mencakup keringanan biaya kuliah, beasiswa, hingga dukungan biaya hidup.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), misalnya, memberikan pembebasan SPP minimal selama satu semester. UMY juga membuka peluang pembebasan biaya hingga mahasiswa menyelesaikan studi, bergantung pada tingkat keparahan dampak yang dialami.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X